KARAWANG, Spirit – Seorang siswi SMP Satu Atap (SATAP) 1 Tirtajaya, Kabupaten Karawang, kesulitan cari sekolah baru untuk melanjutkan pendidikan setelah disebut-sebut terancam dikeluarkan dan mengundurkan diri dari sekolah. Hal ini terjadi menyusul viralnya video perkelahian di media sosial yang melibatkan dirinya dan sejumlah siswi lain.
Karsih, warga Desa Medankarya, Kecamatan Tirtajaya, yang merupakan ibu dari siswi berinisial IR, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak sekolah yang menyarankan untuk mencari sekolah baru tanpa memberikan dukungan administratif.
“Pihak sekolah bilang mereka tidak sanggup menangani dan menyarankan anak saya mencari sekolah lain. Tapi, saat saya mencari sekolah baru, tidak ada bantuan dari sekolah, seperti surat rekomendasi atau dokumen lainnya,” ujar Karsih, Kamis (23/1/25).
Karsih juga menuturkan bahwa hingga kini ia belum menandatangani surat pengunduran diri atau dokumen resmi apapun dari sekolah asal.
“Sekolah lain tidak mau menerima karena masa sekolah tinggal dua bulan lagi. Saya sudah memohon kepada guru agar anak saya tetap bisa melanjutkan sekolah di sana. Bahkan, saya harus menunggu lebih dari satu jam untuk membuat surat pernyataan dan permohonan agar anak saya bisa melanjutkan pendidikannya di sana, tapi tetap tidak ada hasil,” keluhnya.
Klarifikasi Siswi Terkait Video Viral
IR, siswi yang terlibat dalam video viral tersebut, memberikan klarifikasi terkait perannya dalam insiden itu. remaja yang belakangan diketahui telah ditinggalkan pergi orangtua laki-lakinya sejak usia 40 hari ini pun menjelaskan bahwa dirinya hanya ikut-ikutan membantu temannya.
“Itu sebenarnya masalah teman saya. Saya cuma ikut-ikutan dan membantu,” ungkap IR.
Ia juga mengakui bahwa dirinya pernah bolos sekolah, tetapi menegaskan bahwa hanya dua masalah yang menjadi pembahasan utama: video viral dan video sebelumnya yang tersebar di grup WhatsApp.
“Saya diajak-ajak dan dibawa-bawa oleh teman. Di grup itu ada nama saya, jadi saya ikut terseret,” tambahnya.
IR menjelaskan bahwa dari siswi yang terlibat dalam perkelahian, tiga orang berasal dari SMP Satu Atap 1 Tirtajaya, sementara dua lainnya dari SMPN 1 Tirtajaya.
“Di SMP Satap ini ada tiga orang, dan di SMPN 1 Tirtajaya ada dua orang. Salah satu dari mereka juga pernah dikeluarkan, padahal dia hanya ikut-ikutan. Kepastiannya mungkin akan diumumkan hari Senin,” jelas IR.
Meskipun menghadapi berbagai masalah, IR mengaku masih memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan sekolah hingga lulus demi mengejar pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Saya ingin tetap sekolah sampai lulus,” tutupnya dengan penuh harap. (red)