Sampah tak Terkelola Dengan Baik, Ini Kata DLHK Karawang

KARAWANG, Spirit – Bukan rahasia lagi dan layaknya penyakit kronis, sampah jadi permasalahan serius di hampir seluruh daerah dan kota di Indonesia, begitu pun yang terjadi di Kabupaten Karawang.

Sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, Wawan Setiawan kepada awak media, hasil kajian ITB pada tahun 2017 mengungkap hasil produksi sampah per individu atau per orang mencapai 0,4 – 0,7 kilogram perhari. Membuat Kabupaten Karawang yang berpenduduk tak kurang dari 2,2 juta jiwa, otomatis menghasilkan 880 ton sampai dengan 900 ton sampah setiap hari.

“Saat ini dengan jumlah armada yang ada, 63 truck dan luas Kabupaten Karawang dengan 30 Kecamatan, DLHK Karawang baru bisa mengambil sampah tersebut sebanyak 400 ton setiap harinya. Yang idealnya membutuhkan armada sebanyak 125 truck untuk bisa mengangkut sampah hasil produksi masyarakat tersebut,” ungkap Wawan, Jumat (14/2/2020), saat ditemui di ruang kerjanya.

Kondisi tersebut pun masih ditambah dengan tak sedikit kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, hal itu dapat dilihat diantaranya di beberapa titik bahu jalan umum ataupun disaluran irigasi.

Padahal sampah yang menumpuk dan tidak dikelola dengan rapih dan benar dapat menyebabkan berbagai penyakit. Sebagaimana dikatakan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Karawang, Rusli Gunawan, gundukan sampah domestik selain, menyebabkan bau tidak sedap juga dapat memicu beragam penyakit seperti diare dan jamur kulit.

“Sampah ini selain mengnggu kenyamanan juga dampaknya bisa ke penyakit kulit, bahkan bisa sampai ke typus,” jelas Rusli melalui sambungan teleponnya, Jumat (14/2/2020).

Sementara sampah yang menumpuk dan tidak segera diangkut dapat menimbulkan aroma bau tak sedap yang dapat memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya. Rusli meminta kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, dan kepada dinas terkait untuk tidak membiarkan samapah berlama-lama menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

“Masyarakat harus buang sampah pada tempatnya, terus kalau memang sudah penuh segera diangkut,” ujarnya.

Tak jarang tumpukan sampah dapat ditemukan di bahu jalan atau di irigasi, hal itu diakibatkan sampah domestik di Karawang sampai ratusan ton per harinya yang tak sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). (dar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *