KARAWANG, Spirit – Terkendala sejumlah persyaratan yang dirasa rumit dalam serah terima Fasilitas Sosial (Fasos) dan Fasilitas Umum (Fasum) termasuk Tempat Pemakaman Umum (TPU), Asosiasi pengembang pemasar rumah nasional (Asprumnas) Jawa Barat (Jabar) buka suara.
Ketua DPW Asprumnas Jabar, Abun Yamin Syam mengutarakan, pihaknya sangat terbuka dengan permintaan pemerintah daerah agar penyerahan fasos fasum bisa disegerakan.
“Sosialisasi serah terima fasos fasum termasuk TPU, itu yang kita (pengembang) tunggu-tunggu,” ungkapnya kepada awak media saat sosialisasi fasos fasum bersama Dinas PRKP Karawang di Kantor Kecamatan Klari, baru-baru ini, Kamis (24/8/23).
Masih menurutnya dalam prosesnya pengembang terkadang menghadapi kesulitan karena dijejali sejumlah persyaratan yang rumit. Salah satunya seperti lahan yang diserahkan harus bersertifikat.
Karena ia menganggap proses sertifikasi lahan fasos fasum itu butuh waktu yang lama. Sehingga tidak akan efektif jika salah satu persyaratannya harus sertifikasi dulu.
Lebih jauh, ia mengatakan dalam rapat bersama Komisi III DPRD Karawang beberapa waktu lalu, pihaknya sudah mengusulkan agar serah terima jangan berbentuk sertifikat dan tidak dikenakan biaya-biaya lain ketika sudah serah terima.
“Yang menjadi lama itu masalah persyaratan. Kita udah usul serah terima jangan bentuk sertifikat. Nanti yang disertifikatkannya pihak pemerintah, karena pihak pemerintah sama BPN kan deketlah. Kalo sama pengembang kadang-kadang, terus terang kita udah serah terima, kita dibebani biaya-biaya yang luar biasa,” paparnya.
Ia menambahkan, sosialisasi Dinas PRKP Karawang kepada pengembang saat ini adalah terobosan baru, serta solusi agar para pengembang terbantu dalam serah terima fasos fasum beserta TPU.
Pasalnya, masih menurut Abun, tidak sedikit pengembang yang ternyata belum mengetahui bagaimana tata cara penyerahannya.
“Intinya rata-rata pada males karena ribetnya persyaratan atau tidak mengetahui tata caranya. Saya apresiasi, selama keliling baru Karawang yang ada sosialisasi seperti ini,” katanya.
“Ini solusi buat kita, kita kadang kebingungan. Sekarang setelah koordinasi, kesulitannya bisa dikawal bareng-bareng,” pungkasnya. (ist/red)