CILAMAYA WETAN, Spirit Jawa Barat
Hari ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dikabarkan berada di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang. Kedatangan lembaga pemeriksa keuangan itu mengundang kecurigaan terkait adanya kasus dugaan penyelewengan bantuan dana kapitasi tahun 2016 yang dilakukan oleh bendahara kapitasi, Nanang Durahman semakin kuat.
Persoalan itu berujung pada pencairan dana kapitasi untuk tahun berikutnya mengalami keterlambatan, tidak seperti puskesmas lain yang ada di Kabupaten Karawang.
Kepala Puskesmas Cilamaya dr Azis Gopur mengakui pukesmas yang dipimpinnya saat ini didatangi oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Namun dirinya menolak, bila kedatangan BPK tersebut dikaitkan dengan isu kasus penyelewengan dana kapitasi yang dilakukan oleh salah seorang bawahannya.
“Ya tadi BPK datang kesini. Biasa pemeriksaan rutin. Seperti yang dilakukan Inspektorat tiap tahun.Tidak ada kasus apa-apa,” kata Azis ketika dikonfirmasi di kantornya, Kamis (6/4) sore.
Ia menjelaskan, adapun terkait keterlambatan pencairan dana kapitasi tahun 2017 sekarang, karena, terjadi pergantian bendahara kapitasi yang sebelumnya dijabat oleh Nanang Durahman.
“Ada pergantian bendahara. Pak Nanang selalu telat dalam pembuatan SPJ. Membuat saya takut, jadi kita ganti saja. Sekarang sudah cair kok,” katanya.
Sebelumnya Nanang Durahman mengaku terdapat sebagian dana kapitasi tahun 2016 yang terpakai olehnya dan dianggap uang tersebut merupakan dana Silpa. Dan Iapun berjanji akan bertanggungjawab untuk mengembalikan uang tersebut.
“Sudah saya kembalikan kedalam rekening puskesmas, jadi tidak ada masalah. Persoalan ini sudah beres,” katanya penuh percaya diri.
Sementara Kasubag TU Puskesmas Cilamaya, Sumari menegaskan, pergantian bendahara kapitasi adalah untuk mengantisipasi terjadinya penyelewengan anggaran.
“Jangan memberikan celah kepada bendahara dalam melakukan penyelewengan. Adapun yang sudah dilakukan oleh Nanang bisa diartikan sendiri,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, bermula dari program akreditasi Puskesmas Cilamaya tahun 2016 dugaan kasus penyelewengan dana kapitasi mulai terbongkar. Terdapat beberapa temuan tim akreditasi yang dianggap janggal, dari situlah muncul masalah, khususnya berkaitan dengan penggunaan dana kapitasi. (wan)