KARAWANG, Spirit – Koalisi Aksi Menyelamatkan Unsika (KAMU) akan terus menyatakan soal penghapusan Iuran Pengembangan Institusi (IPI), pasalnya berdasarkan hasil aksi aliansi Ormawa Unsika kemarin, Jumat (11/9/2020) belum sampai kepada hasil kesepakatan ketika konsolidasi bersama yang di inisiatori oleh BEMU Unsika, yakni menghapus IPI, hal tersebut ditegaskan ketua KAMU, Febrizio Kurnia, Sabtu (12/9/2020).
“Yang menjadi dasar kami ingin Menghapus IPI karena temuan di lapangan, calon mahasiswa yang mengundurkan diri atau cabut berkas tercatat hampir 50 orang mahasiswa jalur mandiri,” ungkapnya.
Dan yang tidak akan melanjutkan kuliah gara-gara adanya polemik IPI ini, lanjut Febrizio, sudah ratusan mahasiswa, termasuk mahasiswa S2 PAI & HUKUM yang akan mundur bersama, ini yang menjadi dasar KAMU bertahan untuk tetap mengawal sampai dihapuskannya uang pangkal.
“Kemudian apabila dengan audiensi di Unsika tidak selesai, kami akan membuat surat permohonan audiensi dengan DPR RI Komisi X untuk memanggil civitas Unsika dan menuntut mendorong hapus IPI, dan bukan memberikan keringanan,” tegasnya.
Sementara itu, praktisi pendidikan di Kabupaten Karawang Ridwan Alamsyah mengatakan dengan kebijakan IPI sehingga menjadi polemik ini, ia menilai adab pendidikan telah hilang dan rektor Unsika tak paham UUD 45 pasal 31 ayat 1.
“Bahwa pendidikan berhak didapatkan setiap warga negara tanpa terkecuali. Inovasi Perguruan Tinggi tidak harus menjadi beban berat mahasiswa. Kampus jangan hanya berpikir kepentingan untung rugi tetapi harus lebih kepada bagaimana mencerdaskan anak bangsa,” tegas Ridwan kepada Spirit Jawa Barat, Sabtu (12/9/2020) malam. (dar)