Edektif jika Fasilitas Sekolah Menadai FdS Cocok di Perkotaan

 

PURWAKARTA, Spirit – Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, mengatakan fullday school (Fds), sebagai gagasan Mrndikbud,  hanya cocok diterapkan bagi anak perkotaan yang kedua orangtuanya sibuk dengan berbagai pekerjaan. Selain itu, FdS juga efektif jika fasilitas di sekolah memadai.

 

“Seharusnya pemerintah membuat aturan jangan hanya melihat kondisi Jakarta. Coba liat juga di daerah lainnya. Tidak semua sekolah yang ada didaerah cocok dengan penerapan fullday school,”katanya,  kemarin, usai di SMAN 2 Purwakarta Jalan Raya Sadang-Subang.

 

Hal ini, lanjut dia, bisa diterapkan jika di sekolah memiliki fasilitas yang memadai, seperti ruang kelas yang tidak pengap, lapangan sekolah yang hijau, sarana olah raga, dan sarana penunjang lainnya. “Jika sekolah pengap, sempit, disuguhkan banyak mata pelajaran dari pagi hingga sore saya yakin anak akan depresi.”

 

Dedi juga menambahkan, jika di terapkan aturan FdS anak tidak harus memegang buku seharian tetapi harus di tambah dengan berbagai kegiatan ekstra diluar kelas sehingga anak-anak bisa menyalurkan bakat dan ekspresinya lewat kegiatan yang mereka sukai.”Seperti kegiatan Pramuka, pertanian, peternakan, pelajaran kerajinan dan lainnnya.”

 

Oleh karena itu di Kabupaten Purwakarta tetap akan menggunakan konsep pendidikan berkarakter. Di pedesaan yang warganya rata-rata berprofesi sebagai petani, sekolah di Purwakarta lebih singkat, masuk pukul 06.00 WIB pulang pukul 11.00 WIB.

 

“Sepulang sekolah, mereka  bisa membantu orang tuanya menjadi petani. Mereka berada di sawah, ladang, sambil beternak domba, sapi, dan lainnya,” ujarnya.

 

Seharusnya, kegiatan-kegiatan anak di sawah, ladang, atau ketika membantu orangtuanya menjadi nelayan juga menjadi poin penting pendidikan.”Sekolah harusnya bisa menjawab tantangan kebutuhan publik. Indonesia masih impor daging, ikan, sayur, buah-buahan. Harusnya sekolah berbasis lingkungan yang bisa menjawab itu semua,” katanya.

 

Caranya, lanjut dia, guru biologi tidak hanya mengajarkan cara menanam tauge di kelas melainkan turun langsung ke lokasi produksi dan menanam tauge.Penyeragaman konsep pendidikan menjadi FdS tidak akan efektif, karena suasana, sarana prasarana, dan kebutuhannya berbeda apalagi bagi anak-anak yang rumahnya jauh dari sekolah.

 

“Jika FdS diberlakukan, mereka akan pulang malam, karena sampai sekarang bukan hanya Papua atau Kalimantan yang akses sekolah ke rumah jauh.Di Jabar pun, masih ada anak yang harus menempuh perjalanan tiga jam ke sekolah,” katanya.(riz)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

RSS
Follow by Email