KARAWANG, Spirit – Dianggap menghambur-hamburkan uang dan melakukan hal yang percuma, Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dalam RAPBD Karawang 2020, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang, Okih Hermawan mengatakan, sebelumnya telah dijelaskan dalam hearing bersama DPRD terkait rencana tersebut, dan menurutnya jika penjelasan tersebut belum dapat diterima ia pun bersedia untuk kembali menjelaskannya.
“Mari diskusikan kembali, dan jika saya tidak bisa memberikan penjelasan yang rasional, ya silahkan dicoret saja,” katanya kepada spiritjawabarat.com, Kamis (7/11/2019) malam, disela-sela acara peringatan Hari Wayang Nasional.
Masih menurutnya, jika dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Karawang promosi agak diutamakan, dikarenakan pertimbangan dalam pembangunan objek wisatanya sendiri dipastikan memakan waktu yang cukup lama.
“Kalau mau objek wisatanya nyaman untuk dikunjungi tentu harus ada pengembangan dan pembangunan terhadap objek wisata tersebut dan itu butuh waktu, sampai kapan, sementara saya dipastikan tidak terus menjadi kepala dinas, tahun depan pun pensiun. Kalau kita tidak gencar promosi dari sekarang, akhirnya objek wisata yang bagus tidak punya, wisatawan yang datang juga tidak ada, PAD menurun, dan semakin terpuruk kita,” paparnya.
Kita harus realistis, lanjut Okih, Kabupaten Karawang memiliki kesenian khas yang menurutnya harus di promosikan.
“Kita punya pantai dan laut, daerah lain pun punya, dan objek wisata pantai kita belum bisa dibandingkan dengan objek wisata pantai yang ada di daerah selatan. Di sana kan pantainya bersih, elok, kalau pantai di kita kan airnya keruh dan abrasi juga, nah karena itu kita utamakan kesenian khas Karawang untuk di promosikan,” jelasnya.
Okih menambahkan, ia mengajak Komisi IV DPRD Karawang yang membidangi pariwisata dan kebudayaan untuk bersama-sama mempromosikan pariwisata Karawang melalui kesenian khasnya.
“Ayo bantu saya, jangan ngomong doang. Silahkan anggaran yang mana mau dipakai, yang penting jelas ukurannya. Karena Pemkab Karawang punya target wisatawan dan itu harus tercapai, karena negara juga, melalui Kementerian Pariwisata memiliki target 20 juta wisatawan masuk Indonesia, Karawang harus membantu itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Karawang, Asep Syaripudin, dalam menyoroti anggaran Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata, yang dianggapnya terlalu besar dan diprediksinya akan sia-sia.
“Percuma promosi dengan anggaran seabreg, sampai dengan Rp.1,5 Miliar, kalau destinasi wisata Kabupaten Karawang tak nyaman untuk dikunjungi. Masa sekda dan Bappeda tidak tahu. Hanya menghambur-hambur anggaran. Dikritisi terus, tapi tetap dimunculkan tanpa ada perubahan untuk reposisi,” katanya kepada spiritjawabarat.com, Rabu (6/11/2019). (red)