KARAWANG, Spirit – Kuat diduga ada permainan kotor dibalik peristiwa penggeledahan kantor dan rumah kediaman sekertaris daerah (Sekda) Karawang Acep Jamhuri, baru-baru ini, Senin (20/5/2024), atas dugaan kasus korupsi ruislag.
Hal itu diungkapkan secara blak-blakan oleh Asep Agustian (Askun) selaku kuasa hukum Acep Jamhuri, kepada awak media.
Kata Askun, sapaan akrabnya, setelah diamati secara mendalam paska peristiwa penggeledahan itu, ia menyimpulkan ada otak intelektualnya.
“Orang itu merasa dirinya dekat dengan para petinggi sejak berkawan di SD, SMP, sehingga kawan lama punya syahwat untuk gagalkan pencalonan Acep sebagai calon bupati, ya ini yang terjadi,” ujarnya tanpa cerita detil dari kalangan mana petinggi itu.
Selain Acep, jelas Askun, yang dipastikan akan ikut nyalon dalam Pilkada mendatang adalah petahana dan tidak menutup kemungkinan ada calon lain juga. Karena ini tahun politik, salah satu bakal calon ada yang dipatah-patahkan (dijegal).
“Tadi saya sudah bilang jangan karena kamu merasa kenal dan dekat dengan para petinggi lalu menunggangi hukum dengan kepentingan politik dan bermanuver,” ujarnya.
“Kalau ada yang merasa tersinggung ayo duduk bareng dengan saya, akan saya buktikan orang-orangnya dan bahwa anda keluarkan kata-kata yang syahwatnya inginkan kalau si A bisa masuk sini, si B masuk sana, ini permainan catur yang kotor,” tegasnya.
Maksudnya Ruislag syarat kepentingan politik?,” tanya wartawan.
Ketika disinggung awak media apakah peristiwa penggeledahan itu sarat kepentingan politik, Askun kembali blak-blakan membenarkan hal itu.
“Yes! Saya nyatakan yes!,” tegas Askun yang juga Ketua Peradi Karawang ini.
Sebagai orang hukum dirinya paham sekali alurnya. Maka itu ia ingatkan kepada siapapun yang mencoba menggagalkan pencalonan Sekda melalui permainan ini, maka Askun nyatakan orang itu kerdil.
“Anda kerdil. Saya tegaskan, dengan keadaan seperti ini pun, Acep Jamhuri tetap akan nyalon. Tidak akan gentar, sekali melangkah beliau seorang Acep Jamhuri tetap akan mencalon,” tegas Askun.
Namun demikian, Askun menyayangkan proses penggeledahan yang dilakukan penyidik Kejati Jabar yang terkesan seperti penangkapan teroris.
“Cuma yang sangat disayangkan penggeledahan kemarin seperti menangkap teroris. Polisi membawa senjata laras panjang. Apakah polisi sudah benar?,” tanya Askun.
“Kenapa harus seperti itu. Sehingga PNS yang lain merasa takut. Penggeledahan kantor Sekda harus membawa senjata laras panjang. Emang sekda itu teroris?,” sindirnya.
Yang pasti menurut Askun, saat proses penggeledahan kemarin, Sekda bersikap santai dan koperatif, tidak ada niatan untuk melawan hukum.
“Maka biarkanlah proses hukum itu berjalan. Tetapi saya tegaskan Acep Jamhuri tetap akan nyalon, tidak akan pernah gentar, tidak akan pernah mundur,” tutup Askun. (rls/red)