BEKASI, Spirit – Kasus perkosaan yang menimpa anak kelas VI SD inisial PS hingga kini belum ditemukan titik terang, karena kesaksian korban atau orang dekat korban dianggap belum memadai sebagai petunjuk dalam menemukan pelaku keji itu.
Trauma yang dialami korban PS juga dianggap menjadi faktor kesulitan upaya penangkapan pelakunya. Kejadian keji yang menimpa PS telah berlangsung hitungan bulan akan tetapi kelanjutan prosesnya dirasakan lamban.
Kompol Aslan selaku Kapolsek Jatiasih mengatakan pihaknya telah membentuk Tim Khusus dalam upaya menangkap pelaku perkosaan di Kampung Cakung Kelurahan Jatisari Kecamatan Jatiasih. “Kita telah melakukan upaya dengan terus melakukan pengejaran bahkan Tim Khusus telah kita bentuk terkait dengan pengejaran di beberapa titik operasi sebagai target,” kata Kompol Aslan pada Spirit Jawa Barat, Rabu (8/6).
Perkembangan yang hingga kini dirasakan masyarakat adanya perasaan was-was terutama bagi orang tua yang memiliki anak perempuan. Kompol Aslan menangggapi hal itu dengan memberikan himbauan agar orang tua memberikan perhatian ekstra terhadap anaknya. “Dari Kepolisian menghimbau para ortu terutama yang memiliki puteri agar lebih intens lagi dalam segi pengawasan. Antisiasi ini penting agar supaya kejadian keji yang meinpa PS tidak terulang lagi,” tegas Kompol Aslan.
Dugaan pelaku perbuatan keji itu, lanjut Aslan diprediksi pelaku masih warga Bekasi. “Pelaku diduga berusia dewasa kemudian masih orang Bekasi namun dia berpindah-pindah lokasi tinggalnya namun saya minta doanya agar kasus ini cepat terungkap,” tutur Kompol Aslan.
Seperti diketahui kejadian perkosaan yang menimpa PS murid SD kelas 6 sangat menghebohkan Kota Bekasi, hingga Walikota Rahmat Effendi menekankan agar pihak kepolisian bisa segera mengungkap masalah ini dengan tuntas. (kos)