KARAWANG, Spirit – Merespon tuntutan sejumlah petani sekitaran pasar proklamasi yang menggelar aksi atas dugaan Pencemaran lingkungan, Manager PT. Visi Indonesia Mandiri (VIM), Agung menegaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) jauh hari sebelumnya. Hanya dalam perjalanannya, rencana tersebut terkendala oleh dijadikannya lahan tersebut untuk menampung pedagang yang belum memiliki lapak di dalam pasar proklamasi saat relokasi beberapa waktu silam.
“Kami akan surati para pedagang di penampungan sementara agar segera mengosongkan tempat atau lahan yang memang telah diperuntukan pembangunan IPAL dan TPS, apabila dalam beberapa hari ke depan mereka tidak mengosongkan lahan tersebut, maka kami akan meminta ijin dan bantuan kepada Pemda untuk mengosongkan lahan, agar proyek pembangunan pasar Proklamasi sesuai dengan analisa dampak lingkungan (ANDAL), ada IPAL dan TPS, yang mana kami masih belum penuhi,” tegas Agung, Selasa (16/5/23) usai menemui para petani.
Masih menurutnya, pihaknya telah beberapa kali melakukan pertemuan atau rapat dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), bahkan terakhir, pihaknya juga mendapat surat dari Sekertaris Daerah (Sekda) terkait pembangunan IPAL dan TPS tersebut.
“Bahkan kita sudah disurati oleh Sekda, tertanggal 28 April dan kita balas surat tersebut tanggal 29 April 2023. Menerangkan bahwa lahan yang akan dibangun IPAL dan TPS masih ditempati oleh pedagang (masih ada pedagang penampungan),” jelas Agung.
Ia pun berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang untuk segera membangun saluran drainase sesuai yang pernah dijanjikan.
“Kewajiban Pemda untuk membangun gorong-gorong dari ujung sampai dengan ujung. Karena kalau tidak, IPAL sudah kita bikin, lari-nya (air hasil pengolahan limbah-red) ke sawah juga,” katanya.
Didatangi Sejumlah Petani
Sebelumnya, sejumlah petani datangi kantor PT. VIM, pengelola pasar Proklamasi untuk meminta pertanggungjawaban adanya dugaan pencemaran yang dilakukan PT. VIM atas beroperasinya pasar Proklamasi.
Didi Sobandi, koordinator aksi atau perwakilan para petani menyampaikan bahwa kedatangan para petani ke Pasar Proklamasi menuntut PT VIM sebagai pengelola pasar Proklamasi memperbaiki aliran air limbah yang mengalir dan berdampak ke area pesawahan warga.
“Bagaimana supaya tidak ada dampak dari air limbah yang mengalir mencemari area pesawahan. dan kalau yang terdampak itu baru ada 3 hektar cuma kalau area keseluruhan kurang lebih 50 hektar,” kata Sobandi, Selasa (16/5/23).
Lebih jauh, ia juga menyayangkan Pasar Proklamasi Rengasdengklok yang belum lama beroperasi, akan tetapi dampaknya sudah dirasakan para petani, akibat aliran air limbah yang mengalir ke area pesawahan.
“Inikan baru beberapa bulan beroperasi pasar ini sudah dirasa oleh para petani ini berdampak, apalagi program pemerintah ini jangkanya puluhan tahun dan jangan sampai diam saja begitu harus memikirkan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Tak hanya itu, Sobandi juga mengatakan meskipun sudah ada kesepakatan jangka panjang dan jangka pendek antara para petani dan pihak pengelola Pasar Proklamasi Rengasdengklok, pihaknya akan terus mengawal proses perbaikan saluran air limbah yang akan dibangun agar tidak berdampak kembali ke area pesawahan.
“Ya itu, jangka panjangnya dalam surat kesepakatan ini mau dibuat IPAL, jangka pendek segera mengatasi permasalahan dampaknya itu. tuntutan kita bagaimana supaya tidak ada dampak, kita tetap follow up terus dan kita kawal,” ucapnya. (red)