Taman Surawisesa, Ruang Publik untuk Edukasi Anak Purwakarta 

PURWAKARTA, Spirit

Suasana berbeda tampak tepat di sebelah utara Taman Sri Baduga. Biasanya, ruang tersebut hanya digunakan untuk lalu lalang pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan air mancur terbesar di Asia Tenggara. Namun malam ini, Sabtu (4/11), sambil menunggu pertunjukan dimulai, mereka bersantai di ruang publik yang dinamai Taman Surawisesa itu.

Masyarakat dari dalam dan luar Purwakarta tampak menikmati berbagai fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta di taman yang namanya diambil dari nama Putera Prabu Siliwangi tersebut.

Mulai dari layar besar berisi film edukatif bertema sosial, teropong bintang tipe Celestron GT 90 yang bisa diatur penggunaannya melalui telepon pintar dengan sistem operasi iOS maupun android, air mancur mini, hingga sekedar duduk santai di deretan kursi yang telah disediakan.

Rudi Alamsyah (13) merasa terbantu atas keberadaan teropong bintang di Taman Surawisesa. Pelajar Kelas VII SMPN 1 Purwakarta tersebut tengah mengerjakan tugas mata pelajaran Astronomi yang harus dipresentasikan di depan kelas pada hari Senin.

“Iya Pak, lihat bintang, ada tugas. Alhamdulillah kelihatan jelas disini,” singkat Rudi.

Melihat nuansa yang dihadirkan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta di Taman Surawisesa, Arief Wijaya (40) merasa terpukau. Ia menilai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi telah berhasil memadukan unsur teknologi modern sekaligus unsur kultur di taman tersebut.

“Nama taman ini sangat tradisional, Taman Surawisesa ya. Tetapi, fasilitasnya sangat modern. Ini bagus untuk anak-anak, mereka tidak hanya sekedar bermain kalau datang kesini tetapi juga belajar,” ungkap warga asal Kabupaten Karawang tersebut.

Ruang publik gratis dan berkapasitas hingga 1000 pengunjung tersebut juga direncanakan bisa menjadi sarana ekspresi dan kreatifitas generasi milenial Purwakarta mulai dari drama, teater, kabaret hingga deklamasi puisi.

“Panggung utama kita gunakan untuk itu, agar energi generasi kita tercurahkan kepada hal-hal yang bersifat positif,” kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi belum lama ini.

Jenis permainan tradisional seperti egrang, songlah, congklak, lompat tali, panggal (gasing dari kayu), kelerang dan lainnya turut pula dihadirkan.

Untuk diketahui, taman dengan luas sekitar 5.750 meter persegi ini hanya dibukan setiap hari Jum’at malam Sabtu. Perdana, taman ini dibuka malam ini Sabtu (4/11) hingga Pukul 23.00 WIB.

Para pengunjung yang ingin menikmati seluruh fasilitas yang ada didalamnya tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan. (rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

RSS
Follow by Email