Selalu Bela Indorenus, Aktivis Pertanyakan Kinerja DLHK

KARAWANG, Spirit

Ketua Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadas C+), Yudi Wibiksana kebingungan dengan kinerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang yang lebih condong kepada PT Indorenus yang akan membuka tempat rekreasi di kawasan lindung geologi.

“Saya juga bingung dengan DLHK Karawang, kalau disebut oknum jumlahnya banyak. Pastinya ada jumlah nominal yang masuk dari pihak perusahaan dan ini menjadi beban DLHK,” jelas Yudi kepada awak media, di DAS Coffe, Rabu, (05/02).

Padahal kata Yudi, yang memberikan izin tersebut sejatinya bukan DLHK melainkan rakyat. Selama rakyat tidak mengizinkan sampai kapanpun seharusnya izin tersebut tidak boleh keluar.

“Yang kasih izin itu rakyat dan mereka DLHK hanya membantu mencatat, selama masyarakat tidak mengijinkanya berarti gak bisa keluar itu izin,” ujarnya.

Yudi juga menyebut aneh kepada PT Indorenus yang terlihat selalu didorong oleh pihak DLHK.

“Dasar mereka menguasai area lindung geologi berupa apa. Mereka (Indorenus) mau menguasai wilayah lindung itu dasarnya apa, memangnya mereka memiliki sertifikat kepemilikan,” tanya Yudi.

Selama PT Indorenus tidak melakukan usaha pertambangan bermodus usaha rekreasi, Yudi mempersilahkan saja.

“Kita silahkan saja yang penting jangan menambang, kalau mau dagang baso atau mi kocokmah silahkan,” sindirnya.

Elemen masyarakat dari Pemuda Penggiat Lingkungan (Pepeling), Erik sudah mempertanyakan bukti kepemilikan lahan yang di klaim PT Indorenus ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Karawang.

“Menurut keterangan BPN area tersebut tidak pernah dimiliki oleh PT Indorenus, dan dinyatakan sebagai area zona lindung geologi,” ujar Erik.

Erik bahkan curiga jika usaha asli PT Indorenus di bidang kimia ada kaitannya dengan lokasi tersebut yang kaya akan batu karst yang erat kaitannya dengan industri kimia.

“Kami melihat ada indikasi, dan erat kaitannya dengan pekerjaan Indorenus di bidang kimia. Jadi nanti metodenya ketika proyek jalan bukan lagi cut and fill (gali dan urug) tapi cut and put (gali dan angkut). Maksudnya bukit yang dibabat digali lalu diangkut batu karst nya,” ujarnya. (dar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *