Selain Narkoba, Kades Pinayungan Dituding Lakukan Pencabulan Apdesi akan Lakukan Pembinaan

Alex Sukardi

KARAWANG, Spirit

Ada-ada saja perbuatan tercela seorang oknum Kepala Desa (Kades) Pinayungan berinisial HAR ini, bukannya jadi seorang panutan publik, malah mencoreng jabatannya sebagai kepala desa.

Belum lama ini, dirinya ditangkap oleh pihak kepolisian Polres Karawang lantaran positif menggunakan narkotika jenis sabu-sabu, kali ini dirinya dikabarkan telah melakukan perbuatan asusila hingga berkali-kali terhadap seorang janda beranak dua.

Bahkan, korban juga dipaksa oleh pelaku untuk menghisap narkotika jenis sabu guna melancarkan aksi bejadnya itu.

Akibat perbuatan pelaku yang dirasa sudah mencoreng nama baik asosiasi kepala desa Indonesia (Apdesi) Karawang, membuat geram jajaran pengurus Apdesi Karawang.

“Terkait kabar dugaan telah dilakukan pemerkosaan oleh HAR kepada seorang wanita, akan kita cari tahu dulu kebenarannya. Kan korbannya juga belum buat LP di kepolisian. Tapi apabila benar, kita dari APDESI Karawang akan mencoba melakukan pembinaan juga terhadap oknum kades itu, bila perlu binasakan saja lah,” ungkap Sekertaris Apdesi Karawang, Alex Sukardi kepada Spirit Jawa Barat, Senin (6/11).

Selain itu, Alex juga menyesalkan atas perbuatan pelaku yang sudah mencoreng institusi kelembagaan kepala desa yang ada di Kabupaten Karawang. Menurutnya, Apdesi Karawang selalu melakukan himbauan dan pembinaan terhadap seluruh kepala desa yang ada di Karawang.

“Padahal kita sering berkumpul dan selalu menghimbau kepada seluruh kepala desa untuk tidak menggunakan narkoba. Apalagi melakukan perbuatan asusila yang jelas-jelas sangat mencoreng banget. Intinya, mau bagaimanapun, HAR masih anggota kami di Apdesi Karawang, pasti nanti kami akan mengunjungi rumahnya untuk melakukan musyawarah dengannya agar tidak mengulangi perbuatan tersebut dikemudian hari dan berhenti menggunakan narkoba,” kata Alex.

Dari informasi yang dihimpun, menurut korban, sebut saja namanya Bunga mengatakan, awalnya pada (26/06) kemarin, pada hari kedua Hari Raya Idul Fitri. Ia melintas depan rumahnya (kades, red) dan saat itu dia ada didepan teras, kemudian mendatanginya dengan niatan bersilahturahmi ke keluarganya.

“Saat itu saya disuruh masuk oleh pak Kades dan katanya ada ibu didalam rumah. Saya pun masuk ke dalam rumah dan ternyata kosong tak ada siapa-siapa.

Namun tiba-tiba pintu depan ditutup kemudian langsung dikunci oleh pak Kades,” katanya kepada wartawan sambil mengeluarkan air mata.

Lanjutnya, ia sambil berontak, namun dia (kades) menariknya ke dalam salah satu kamar. Dan saat itu sudah ada alat-alat yang terbuat dari kaca (diduga bong), ia dipaksa untuk menghisapnya.

Setelah itu, kepalanya merasa pusing, pengen muntah serta lemas dan kemudian dia langsung menggagahi dirinya.

“Setelah menyetubuhi saya dan sebelum pulang, pak Kades sempat mengancam untuk tidak memberitahu ke siapa pun. Karena dia mengaku telah memfoto dan kalau bilang foto tersebut akan disebarkan,” ungkapnya.

Menurutnya, awalnya ia tidak tahu yang dihisapnya apa, namun setelah mencari tahu ternyata narkotika jenis sabu. Kemudian setelah mendapat ancaman tersebut, ia tidak berani memberitahu ke siapa pun, karena takut foto-foto tersebut tersebar.

Ia mengatakan, setelah bertemu dia mengajak ke kontarakan salah satu temannya. Tak lama membahas masalah koperasi, kemudian temannya (kades) menutup pintu. Lalu dia memaksa dirinya kembali menghisap sabu sambil membekam mulutnya dan mengancam untuk tidak berondak.

“Dengan kondisi seperti kejadian pertama dipaksa sabu, saya disetubuhi oleh mereka berdua secara bergiliran. Setelah itu, mereka mengancam kembali saya akan menyebarin foto-foto tersebut. Bahkan mengancam akan membunuh anak dan orang tua saya,” jelasnya.

Kemudian pada akhir bulan Juli, dia menghubunginya lagi dengan bermaksud meminta maaf atas kejadian tersebut dan tidak akan mengulangi lagi.

Dan dia mengajak bertemu di hotel dengan kamar nomor 310, saat ditanya kenapa di hotel? dia beralasan ada acara dan habis rapat. Bahkan dirinya juga kembali dipaksa untuk mengisap sabu yang porsinya lebih banyak dan melayani nafsu bejad oknum kades bersama ketiga temannya.

Ia menjelaskan, ia mendengar suaranya ada tiga orang. Kalau melihat ia tidak begitu jelas sebab mata saya minus dan tak memakai kaca mata tidak bisa melihat. Dan telah melakukan aksi bejad tersebut, ia disuruh pulang dan mereka kembali mengancam seperti yang kedua. “Saya meminta pihak kepolisian memproses tindakan pak Kades bersama teman-temannya yang telah berbuat seperti itu terhadap saya,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, pelaku yang sudah menjadi target operasi (TO) Sat Narkoba Polres Karawang berdasarkan informasi masyarakat, terpaksa harus dibebaskan dan menjalani rehabilitasi di salah satu rumah sakit (RS) di Karawang pada Kamis (2/11) kemarin.

Selain menjalani proses rehabilitasi, Kades Pinayungan tersebut juga harus menjalani proses wajib lapor untuk dilakukan test urine hingga dirinya terbebas dari penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu. (not)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *