KARAWANG, Spirit – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, menyulap sampah rumah tangga yang masuk ke Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang dengan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) menjadi Briket layaknya batu bara, sudah mulai mendekati finalisasi dan realisasi.
Salah satu perwakilan Direksi PT. Organik RDF Pratama, Asep Nugraha, menyampaikan rasa syukurnya karena tahapan demi tahapan sudah dilalui pihaknya dengan baik, menurutnya setelah hampir dua tahun akhirnya progress kerjanya sampai pada telah dilakukannya Feasibility Study (FS), dan telah dianggap memenuhi syarat dari semua aspek.
“Saat ini kita terus melakukan komunikasi intensif dengan DLHK Karawang. Pasca FS, kami sudah kembali running untuk melangkah ke tahapan senjutnya. Baik administrasi mau pun tekhnis, untuk mempersiapkan dokumen Perjanjian Kerja Sama (PKS), dan mudah-mudahan tidak lama lagi, karena memang kami sudah siap segala sesuatunya. Alhamdulillah sudah sangat ready persiapannya,” jelas Asep kepada Spirit Jawa Barat, Kamis (24/10/2019).
Masih menurutnya, PT. Organik RDF Pratama, dalam kegiatannya kali ini bukan hanya bertujuan mengais keuntungan semata, tetapi terlebih kepada prihatin atas kondisi overloadnya sampah di TPAS Jalupang.
“Saya meminta doa dan supportnya kepada semua pihak, agar program ini berjalan dengan baik. Dan kebetulan pak Kadis LHK Karawang, memilih inovasi teknologi RDF ini untuk menangani sampah Jalupang, sehingga nyambung dengan usaha yang kami geluti selama ini,” ungkapnya.
Asep Nugraha menambahkan, pihaknya menargetkan dapat mengolah sampah sebanyak 450 ton perharinya, dan memprediksi dalam waktu 4 tahun kondisi overload TPAS Jalupang saat ini akan berubah lebih baik.
“Jadi, kalau dulu sampai sekarang bingung menangani sampah, tapi nanti malah kebalikannya, nanti kita akan kekurangan sampah setelah 4 Tahun di produksi menjadi RDF,” pungkasnya. (ist/dar)