Proyek Pembangunan Puskesmas Cibuaya Ngaret

CIBUAYA, Spirit
Pembangunan gedung baru Puskesmas Cibuaya diprediksi terlambat dari rencana yang sudah ditentukan. Pasalnya sudah lebih dari 2 bulan dikerjakan kontraktor, proyek tersebut baru sampai tahap pembuatan pondasi dan pemasangan besi tiang coran. Padahal bangunan tersebut rencananya akan dibangun dua lantai, dengan menelan biaya lebih dari Rp 2,7 Miliar.
Kepala UPTD Puskesmas Cibuaya, H Aep Saefudin, membenarkan proyek pembangunan Puskesmas tersebut diprediksi molor.  Hal itu menurutnya ditandai dengan progres pembangunan yang terlihat lambat.  Padahal menurutnya pembangunan Puskesmas tersebut harus sudah rampung pada tanggal 23 November 2017, yang dikerjakan mulai 17 Juli lalu atau selama 130 hari kalender.
“Iya pak dari dinas saja sudah turun ke lapangan dan mengecek progres pembangunan Puskesmas ini, dan mereka kecewa dengan progres pembangunannya,” ungkap H. Aep Saefudin, saat ditemui Spirit Jawa Barat, Selasa (19/9).
Selain diprediksi molor, pelaksana proyek tersebut juga diduga berniat nakal, dengan mengubah ukuran besi sloof dan besi kolom dengan ukuran yang tidak sesuai dengan gambar.
Lebih parahnya,  galian untuk cakar ayam yang seharusnya kedalaman 160 cm digali hanya 100 cm.  Padahal kedalaman cakar ayam sangat berpengaruh terhadap kekuatan bangunan, karena cakar ayam sangat penting untuk menopang bangunan 2 lantai.
“Untuk besi sloof dan kolom memang awalnya tidak sesuai gambar, tapi kemarin sudah diganti ukuran 10 yang sesuai gambar pak, terus cakar ayamnya hanya kedalam 100 cm bukan 160 cm,” ungkap Maman, seorang pekerja proyek.
Menanggapi permasalahan tersebut, Ketua Markas Cabang Laskar Merah Putih (LMP) Karawang. Awandi Siradj berpendapat, kelalaian yang diakui oleh pihak pelaksana dari proyek yang bersumber dari APBD tersebut merupakan unsur kesengajaan.
“Ini jelas-jelas dalam gambar kerja tertuang ring atau gelang untuk pemasangan sloof menggunakan besi berukuran 10 mm, tapi malah dipasang ring berukuran 8 mm. Dalam hal ini sangat jelas unsur kesengajaannya, padahal si pelaksana sudah tahu petunjuk dalam gambar 10 mm, malah dibelanjakan besi berukuran 8 mm,” ujarnya
Yang lebih mengherankan, tambah tokoh masyarakat Karawang Utara ini, ada kabar pelaksana proyek melemparkan kesalahan terhadap konsultan.
“Pelaksana ini membaca petunjuk pelaksanaan atau tidak. Lalu yang belanja bahan material, pelaksana proyek atau konsultan? Dimana-mana yang belanja bahan material proyek itu, ya pelaksana proyek, bukan konsultan. Ini kok malah menyalahkan konsultan yang tidak menegur pekerja pada saat pengerjaan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, piaknya mendesak Kejaksaan Negeri (Kejari) Karawang agar secepatnya menyelidiki permaslahan tersebut. “Kejari Karawang harus pro aktif dengan melakukan proses penyelidikan, sebelum permaslahan ini semakin memanas dan kerugian negara terjadi,” pungkasnya. (dar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *