Percepatan PolaTanam Karawang Dinilai Lamban

BANYUSARI,Spirit  – Kabupaten Karawang dinilai lamban melaksanakan program percepatan pola tanam yang di intruksikan  pemerintah pada musim tanam kali ini. Terbukti di area peawahan Kecamatan Banyusari hingga bulan Juli  baru 70 persen yang sudah ditanami. Akibat keterlambatan tersebut,  pola percepatan tanam di Karawang  menjadi urutan terbawah se-Jawa Barat.

Kapten Infantri Kusnen, Danramil 0407 Jatisari, mengatakan ,keterlambatan menjalankan program percepatan pola tanam ini, diantaranya akibat para petani dan pemilik lahan saling mengandalkan untuk memulai turun ke sawah .Banyak faktor lain yang mengakibatkan hal ini terjadi, hingga area pesawahan lama tidak dikelola.

“Jadi kami TNI selaku pendampigan pertanian mengajak kepada parapetani agar jangan menunda – nunda waktu untuk menggarap sawahnya, jangan sampai keterlambatan ini terulang kembali dimusim yang akan datang, hingga lahan pertanian terus produktif.”Ujar Kusne di Kampung Maleber 2 Desa Banyu Asih Kecamatan Banyusari.

Dikatakannya bahwa wilayah Jawa Barat dikalahkan daerah Jawa Timurdalam menunjang program percepatan pola tanam tersebut. Padahal diwilayah Jawa barat ditujang dengan pengairan teknis, sedangkan di wilayah Jawa timur tak sedikit area pesawahan nya yang sumber airya masih mengandalkan sumur pantek.

“ Saya mengajak kepada seluruh komponen untuk bersinergi dalam menunjang porgram ini, apalagi pihak UPTD Pertanian dan BP3K Kecamatan, para Gapotan dan kelompok tani, agar bersama saling menunjang dan mengingatkan agar, para petani tidak membiarkan lahan pertaniannya tertidur lama.Bagaimanapun tergantung pengelolaan para petaninya.”tegasnya.

Dalam kesempatan itu, H.Mahpudin, Kepala Desa Banyu Asih membenarkan bahwa, keterlambatan penanaman padi juga disebabkan para pembajak sawah yang menggunakan traktor.Penggarap terlalu banyak garapan kerjanya, bahkan hingga 70 lahan per traktor. Padahal, tambah dia, jika hanya menggarap 40 bau saja, dipastikan proses waktu pengelolaan akan lebih cepat untuk melakukan penanaman, jadi memang kekurangan traktor juga menjadi salah satu penyebab keterlambatan tanam kali ini.

“ Saya rasa kekurangan traktor diwilayah ini juga menjadi salah satu faktor penyebabnya yah, karena kalau soal suplay air disini cukup bagus, apa lagi setelah dilakukan pengerukan normalisasi sungai, saya menghimbauk kepada para petani, agar lebih giat lagi dalam mengelola sawahnya, karena kita harus menunjang program pemerntah dalam percepatan pola tanam,” harapnya.

Ditempat yang sama, Kepala BP3K Kecamatan Banyusari menyampaikan, sejak bulan Mei lalu, pihaknya terus memantau dan menghimbau agar petani pemilik lahan pertanian, segera turun ke sawah untuk secepatnya menggarap lahan tersebut. Namun tanpa alasan yang jelas mereka tetap menunda waktu penggarapannya.

“ Saya sudah mengajak para petani untuk segera turun kesawah, sejak dua bulan lalu, tapi kenyataannya ya seperti ini.” katanya.(man)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *