Penipuan Ijasah Paket Palsu, Masyarakat Diminta Waspada

BANYUSARI, Spirit – Warga masyarakat diminta waspada dan harus lebih berhati-hati terhadap modus penipuan dengan berbagai macam cara untuk merubah dokumen negara. Hal itu, sebagaiama yang dilakukan Moch Rochman. Warga Jatisari ini merupakan Ketua PKBM Harapan Proklamasi, yang baru-baru ini ditemukan mengeluarkan ijasah paket/program penyetraraan aspal (asli tapi palsu) kepada peserta didik warga Desa Cicinde Utara Kecamatan Banyusari.
Pulung (32) warga Cicinde Utara, salah seorang korban ijasah paket C aspal PKBM Harapan Proklamasi ketika ditemui dirumahnya kepada Spirit Jawa Barat mengatakan, tahun 2011, dirinya memperoleh ijasah paket C dari Rochman yang dikeluarkan oleh PKBM Harapan Proklamasi tanpa melalui proses belajar.
Ironisnya kata Pulung, ijasah tersebut terlihat ada tanda bekas tip-ex seakan menutup tulisan nama yang sudah tertera sebelumnya dan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang telah dipotokopi.
“Cukup dengan uang dapat ijasah paket C. Tapi ijasahnya bekas tip-ex. Yang ngeluarinnya PKBM Harapan Proklamasi,” ujar Pulung.
Lain halnya Edi Guntara (18) yang juga korban PKBM Harapan Proklamasi. Dia mengaku memperoleh ijasah paket B dari orang dan PKBM yang sama pada tahun 2013 lalu. Kemudian ijasah tersebut digunakannya untuk melanjutkan sekolah ke SMK. Selama tiga tahun mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di SMK, baru diketahui bila ijasah paket B miliknya adalah aspal.
“Pas mau ikut Ujian Nasional ditolak. Karena, menurut keterangan pihak SMK ijasah paket B miliknya adalah atas nama orang lain. Gara-gara ijasah paket B bodong,tiga tahun sekolah tidak dapat ijasah SMK,” katanya menerangkan.
Rochman, Ketua PKBM Harapan Proklamasi ketika ditemui di rumahnya mengaku telah terjadi kesalahan ijasah Paket B atas nama Edi Guntara sehingga tidak bisa digunakan untuk mengikuti ujian nasional pada sekolah tingkat atas.
“Saya sudah tidak bisa berkelit diakui atau tidak memang faktanya demikian. Kalaupun pihak korban mau melapor kepolisi, saya sudah siap dengan segala resiko,” katanya.
Terpisah Penilik Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Kecamatan Banyusari, Komar Tohidi menghimbau kepada masyarakat agar tidak mendaftar untuk ikut pendidikan non formal kepada PKBM Harapan Proklamasi. Dengan harapan tidak terulang kembali kejadian seperti yang dialami keduanya.
“Dengan sendirinya PKBM Harapan Proklamasi akan dicabut ijin operasionalnya, sudah bikin rusak citra pendidikan. Tidak lama lagi akan dilakukan akreditasi. Kabid PLS Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Karawang sudah mengetahui persoalan ini,” katanya menegaskan. (wan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *