Insiden Pembakaran Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid, Emay: Masyarakat Jangan Mudah Terprovokasi

KARAWANG, Spirit

Mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan pasca insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut oleh oknum Banser, saat perayaan Hari Santri Nasional (HSN) lalu, ketua Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Karawang, Emay Ahmad Maehi meminta agar warga kavupaten Karawang, tidak mudah untuk terprovokasi.

“Insiden pembakaran bendera HTI pada saat apel HSN yang diduga oleh sejumlah anggota Banser Pengurus Cabang Garut harus disikapi dengan cermat. Peristiwa ini harus diselesaikan dengan berbagai dimensi, baik secara politik, sosial dan hukum,” ucap Emay kepada awak media, Selasa (23/10).

Emay Ahmad Maehi

Dikatakan Emay, pemerintah harus segera mengambil langkah strategis karena tugasnya tidak hanya mengeluarkan keputusan pelarangan. Lebih dari itu, pemerintah wajib mensosialisakan kepada masyarakat agar membuat batasan dan keputusan yang membedakan mana sikap politik dan bagaimana masyarakat diberi pemahaman budaya terhadap simbol organisasi yang melekat dan terus hidup mengikuti dinamika budaya.

“Kami meminta kepada sikap orang per orang untuk tidak mempropaganda dengan membawa atribut tersebut dengan tujuan tertentu sehingga memancing protes bahkan kemarahan pihak lain,” ucapnya.

Lanjut Emay, kepada teman-teman Ansor dan Banser termasuk warga Nahdlatul Ulama apabila hendak melakukan penertiban haruslah bersinergi dengan pihak-pihak terkait, aparatur, ormas-ormas lain, LSM dan sejenisnya.

“Apabila pembakaran itu sebagai wujud penyelamatan kalimat tauhid, karena khawatir terinjak, terjatuh ke selokan, semestinya meminta fatwa kepada Syuriyah sebagai pemegang kendali tindakan warga Nahdlotul Ulama,” ujar Emay. (rls/zul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *