KARAWANG, Spirit
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Karawang menggelar acara Pesantren Aswaja dan Sekolah Islam Gendre yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Fatimiah, Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang.
Acara yang dimulai pada tanggal 7 dan diagendakan akan berakhir tanggal 14 Juni tersebut adalah bentuk upaya menghalau kemungkinan-kemungkinan terjadinya radikalisme agama di Karawang, mengingat saat ini Indonesia tengah dihadapkan dengan maraknya isu-isu sara yang bergerak radikal.
Ketua pelaksana Pesantren Aswaja dan SiG, Wawan mengatakan, acara yang digelar bukan hanya diikuti oleh kader-kader PMII Cabang Karawang saja, namun banyak diikuti juga oleh cabang-cabang dari luar Karawang se-Jawa Barat.
“Alhamdulilah acara yang kami gelar banyak diminati oleh banyak kader, bukan hanya kader-kader PMII di Karawang dari cabang lain di Jawa Barat pun turut hadir mengikuti acara,” ujarnya pada Spirit Jawa Barat, Kamis (8/6).
Lebih lanjut aktivis PMII ini mengajak pada seluruh kader PMII khususnya Karawang untuk mensukseskan acara yang tengah pihaknya gelar, selain sebagai wadah silaturahmi acara inipun harus jadi bentuk pendidikan yang bermanfaat.
“Mari kita sukseskan acara ini dan jadikan acara ini sebagai wadah menyambung tali silaturahmi dan sebagai ruang pendidikan,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Karawang, Ricky Sopyan menjelaskan, gelaran Pesantren Aswaja dan SIG adalah sebuah bentuk upaya menghalau kemungkinan-kemungkinan terjadinya segala bentuk radikalisme di Karawang khususnya.
“Melihat kondisi Karawang saat ini yang sedang berkembang menjadi kota besar, kemungkinan-kemungkinan terjadinya radikalisme agama sangat berpotensi. Maka atas dasar itu acara yang PMII gelar ditujukan untuk mengajak khususnya kader-kader PMII memerangi segala bentuk radikalisme, jika terjadi,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini kita harus menyatukan kekuatan dari banyak perbedaan, baik ras, kulit, bahasa atau agama di Karawang demi NKRI yang aman, damai dan stabil.
“Kita perlu sadari perbedaan, kita perlu sadari bahwa negeri kita kaya, kitapun selaku umat islam yang berlandaskan pada ajaran ahlusunah waljamaah harus betul-betul mengaplikasikannya dalam kehidupan kita masing-masing, karena hakikatnya agama itu bukan untuk diperdebatkan, namun diamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (bal)