KARAWANG, Spirit – Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Karawang melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Pemerintah Kabupaten Karawang. Mereka menuntut Pemerintah Pusat membatalkan pengusungan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Sekretaris Umum, GMNI Kabupaten Karawang Faizol Yuhri mengatakan aksi unjuk rasa ini dimaksudkan untuk menyadarkan Pemerintah Pusat bahwa mantan Presiden Soeharto banyak memiliki dosa sejarah.
“Pada saat itu rakyat seolah-olah dibuat bahagia, jika ada yang teriak sedikit maka orang tersebut akan dicari, lalu media pun dibuat tunduk oleh pemerintah,” kata Faizol di Gedung Pemkab Karawang, pada Rabu (1/6).
Faizol juga mengatakan aksi ini merupakan hasil kajian dari DPD GMNI Jawa Barat. “Jadi semua GMNI di Kabupaten dan Kota se Jawa Barat sepakat melakukan aksi dalam memperingati hari jadi Pancasila, dan sekaligus penolakan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.
Terpisah, sedikit berbeda dengan GMNI, Ketua DPRD Kabupaten Karawang Toto Suripto justru meminta Pemerintah Pusat untuk mengkaji lebih dalam sebelum menjadikan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional.
“Saya belum sepenuhnya menolak Pak Harto jadi pahlawan nasional, tapi saya minta pusat lakukan investigasi secara mendalam apakah layak beliau dijadikan pahlawan nasional,” kata Toto di Gedung DPRD Kabupaten Karawang.
Film G30S PKI
Menurut Toto dalam film G30S PKI yang dulu sering ditayangkan, banyak kejanggalan yang menjadikan Soeharto sebagai pahlawan dalam film tersebut, “Kolonel dengan Jendral kan lebih kuat Jendral, tetapi kenapa Kolonel yang jadi pahlawannya,” ujarnya.
Sehingga Toto meminta masyarakat agar mencermati dulu film tersebut, kata per kata, bait per bait, adegan per adegan, agar paham betul maksud dan tujuan film G30S PKI itu.
“Selain itu untuk buku-buku yang katanya beraliran kiri seperti “Dibawah Bendera Revolusi’ coba cari salahnya dimana, katanya sekarang malah mau diberanguskan,” katanya.
Oleh karenanya Toto meminta sekali lagi dengan sangat, agar Pemerintah Pusat agar melakukan penelitian secara mendalam sebelum menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional, dan membranguskan buku-buku beraliran kiri. (fat)