KARAWANG, Spirit
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang
mengadakan Pagelaran Warisan Kesenian Daerah di aula gedung Pariwisata dan Kebudayaan setempat, Selasa (27/3).
Acara itu dimaksudkan untuk mengingatkan kepada para generasi muda terutama warga Karawang agar tidak melupakan kesenian tradisional sepertiJaipongan, Pencugan dan Kawih Sinden.
Dalam sambutannya, Kepala Disbudpar Karawang, Okih Hermawan sangat berharap kepada para penerus
kebudayaan terutama Ibing Pencug dan Sinden Jaipong serta kesenian yang lain untuk tetap terus dipertahankan dan dilestarikan sehingga kebudayaan terssebut tetap survive.
“Saya berharap kepada para generasi muda khusus pecinta kesenian khas Karawang untuk tetap terus mempertahakan serta melestarikan nya, sehingga kesenian khas ini bisa menjadi kesenian yang hebat dan dikenal ke dunia,” harapnya.
Okih juga merencanakan untuk mewujudkan gagasan Pembangunan Monumen yang akan dibangun di Rengasdengklok kini sudah dibuat dan sudah diajukan ke dinas PUPR.
Kata dia, Disparbud sinergis dengan PUPR dalam pembangunan Monumen Rengasdengklok. Dimana dalam pembangunan tugas PUPR dan Disbudpar menyiapkan kesenian atau sejarah yang terjadi di Rengasdengklok pada saat itu.
“Konsepnya seperti Monas yang ada di Jakarta. Ada juga pemutaran film serta kesenian lainnya yang menceritakan tentang kejadian di Rengasdengklok,” ucapnya.
Masih menurut Okih rencana Monumen ini DED-nya sudah dibentuk pada tahun 2017, termasuk kebutuhan tanah seluas 10 hektar. Namun, lanjutnya, yang sudah ada tanah milik pemerintah sekitar 7 hektar, tak terkecuali rumah sejarah Soekarno-Hatta yang akan masuk satu area pada Monumen tersebut.
“Wisata sejarah ini tidak ada di kota lain. Maka kesempatan bagi Karawang untuk menarik wisata dari luar Karawang untuk berkunjung,” katanya.
Selain Monumen Karawang, Disbudpar memfokuskan tempat wisata Candi Jiwa di Segaran Kecamatan Batujaya.
Ia memiliki keyakinan bila wisata ini dikembangkan akan mendunia.
Situs Candi Jiwa bakal dikembangkan, bekerjasama dengan Bank Jabar, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Situs ini nantinya menjadi Cagar Budaya Nasional. Apabila sudah terekspose semuanya, akan mendunia situ ini,” ujarnya.
Puluhan sanggar tari dan seni turut serta memeriahkan pagelaran warisan kesenian ini.
Mereka antara lain menampilkan kesenian Ajeng, Topeng Banjet, Ketuk Tilu, Wayang Golek, Angklung dan lain lain.
Diketahui, pada tahun 2018 ini, Disbudpar akan mengadakan even besar yakni festival Goyang Karawang tingkat Nasional dan di tahun 2019, ditingkatkan menjadi even internasional. (jun)