Dikeluhkan Masyarakat, Ini Kata Puskesmas Rengasdengklok Tentang Penanganan Kasus DBD di Desa Kertasari

KARAWANG, Spirit – UPTD Puskesmas Rengasdengklok tanggapi tentang laporan sedikitnya 17 warga Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) beberapa pekan terakhir, sehingga timbulkan keluhan masyarakat yang merasa diabaikan oleh Puskesmas Rengasdengklok atas permintaan adanya tindakan konkret dan pelaksanaan kegiatan fogging diwilayahnya, meski permintaan tersebut telah diajukan sejak awal kemunculan kasus DBD.

Kasubag TU Puskesmas Rengasdengklok, Ridwan mewakili Kepala Puskesmas Rengasdengklok, menegaskan bahwa pihaknya tetap bertindak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menangani kasus DBD.

“Kami terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Jika terdapat kasus yang masuk dalam kategori PWS (Pemantauan Wilayah Setempat), seperti yang terjadi di wilayah Dusun Karajan B, Desa Kertasari, tim kami akan segera turun ke lapangan,” jelas Ridwan kepada wartawan, Senin (19/5/25).

Ia juga menyampaikan bahwa pihak Puskesmas telah melaksanakan sosialisasi dan memberikan pengobatan gratis. Masyarakat pun diimbau segera membawa anggota keluarganya ke Puskesmas jika mengalami demam tinggi.

Terkait permintaan fogging, Ridwan menegaskan bahwa tindakan tersebut bukan solusi utama. Fogging hanya dilakukan apabila hasil survei jentik nyamuk Aedes aegypti menunjukkan lebih dari 5 persen rumah di radius 100 meter dari lokasi kasus ditemukan jentik.

“Sebelum sampai pada tahap fogging, kami terlebih dahulu melaksanakan kegiatan preventif seperti P2M (Pemberantasan Penyakit Menular), pembagian larvasida (Abate), dan penyuluhan kepada warga,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa penentuan pasien DBD umumnya dilakukan oleh pihak rumah sakit yang memberikan pelaporan ke Dinas Kesehatan.

Masyarakat Didorong Aktif Lakukan 3M Plus

Puskesmas Rengasdengklok juga, lanjut Ridwan, mengajak masyarakat untuk tidak semata-mata mengandalkan fogging, melainkan lebih fokus pada upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus, yakni:

  1. Menguras tempat penampungan air secara rutin.
  2. Menutup rapat tempat penyimpanan air.
  3. Mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan.

Langkah “Plus” meliputi penaburan larvasida (Abate), penggunaan kelambu saat tidur, pemakaian lotion anti-nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan secara menyeluruh.

Dengan peran aktif masyarakat dan dukungan lintas sektor, diharapkan penyebaran kasus DBD di wilayah Rengasdengklok dapat ditekan dan dicegah sejak dini. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *