
RENGASDENGKLOK, Spirit
Berdalih pembinaan kepada siswa, seorang Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Rengasdengklok, Yudi, bertindak arogan dengan menganiaya siswa, Jumat (27/10) minggu lalu. Tak tanggung tanggung sebanyak 6 orang siswa menjadi korban pemukulan oknum tersebut, Bahkan menurut beberapa sumber, aksi arogan Wakasek tersebut diduga sering dilakukannya berulang-ulang.
Salah seorang wali murid, Omon yang merupakan kakak ipar korban, Karyadi siswa SMPN 3 Rengasdengklok, tidak terima atas kejadian tersebut. Menurutnya tidak sepantasnya seorang guru memukul siswa dengan alasan apapun.
“Sebelum memukul, apakah tidak ada cara lain, karena menurut keterangan penjaga sekolah, adik saya dipukul hingga berdarah dibagian wajahnya. Guru itu digugu dan ditiru, apakah seperti itu,tidak mau dikriminalisasi tapi tindakannya seperti itu,” jelasnya, dengan nada kesal.
Lanjutnya, besok hari dirinya akan mendatangi sekolah meminta pertanggung jawaban. Apalagi ia mendengar kabar kalau oknum wakasek itu terkenal hampang leungeun, (suka memukul).
“Kalau kabar yang saya dapat, guru olahraga itu sudah sering memukul siswa, seolah olah dibiarkan begitu saja tidak ada yang menegur,” ucapnya.
Salah seorang orang tua lainnya, Wiwin, orang tua dari Saepudin, siswa korban pemukulan mengatakan bahwa tindakan guru tidak seharusnya seperti itu.
“Kalau guru itu dinilai dari etikanya, kalo etikanya seprti itu gimana anak didiknya,” ucapnya.
Ia mengatakan, dari cerita anaknya kepada ayahnya, ia ditampar, dan ditempeleng oleh guru itu. Bahkan ada temannya yang juga ditempeleng di kamar mandi.
“Kalau denger seperti itu, saya mau nuntut dan buka laporan polisi, ini kekerasan namanya,”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN3 Rengasdengklok, Didi, yang dikenal dengan ayah Didi saat dikonfirmasi membenarkan adanya pemukulan yang dilakukan wakaseknya. Namun menurut dia semua pihak juga harus mengetahui penyebab adanya pemukulan tersebut. Pemukulan dilakukan karena ke 4 siswa sedang merokok dan minum obat batuk dengan dosis yang tidak wajar di lingkungan sekolah.
“Menurut saya ini sudah selesai, karena sudah ada musyawarah antara orangtua siswa dan Wakasek. Dan menurut saya semua memang salah, siswa melanggar aturan sekolah, dan pak Yudi salah dengan melakukan pemukulan, tetapi semua itu diluar pengetahuan saya,” terang Didi.
Sementara itu, kepala desa, Amansari, Hanafi mendengar peristiwa tersebut, akan segera mendatangi sekolah SMPN 3 Rengasdengklok. Dirinya mengaku sering mendengar Oknum guru ada yang tempramental, menurutnya harus ada tindakan tegas.
“Harus ada tindakan tegas dari dinas terkait dan pemerintah daerah, bila perlu pindahkan guru itu,”pungkasnya.(dar)
