Konstruksi Serupa SMPN 1 Telukjambe, Puluhan Sekolah di Karawang Terancam Roboh

KARAWANG, Spirit

Puluhan bangunan sekolah di Karawang terancam roboh mengikuti “jejak” robohnya atap bangunan SMPN 1 Telukjambe dan SMKN 1 Karawang beberapa waktu lalu. Pasalnya, perencanaan konstruksi bangunan puluhan sekolah tersebut sama dengan keduanya. Padahal, dugaan sementara penyebab robohnya atap kedua sekolah karena diduga ada kesalahan pada perencanaan konstruksi yang dilakukan konsultan dan dinas pendidikan setempat. 

“Robohnya kedua sekolah tersebut dugaan kuat Kami, karena tidak kuatnya struktur rangka baja ringan menahan beratnya genting tanah liat jenis genting mantili,” ungkap Sekjen LSM Kompak Reformasi, Pancajihadi Al Panji kepada Spitit Karawang, Senin (14/3).

Menurut dia, dari hasil penyelidikan yang dilakukannya, jumlah sekolah yang mendapatkan bantuan APBD I tahun 2012 itu lebih dari 30 sekolah. “Bila ini dibiarkan, besar kemungkinan puluhan sekolah akan mengalami nasib yang sama seperti sekolah SMPN 1 Telukjambe dan SMKN 1 Karawang,” tandasnya.

Panji mengaku tak habis pikir dengan konsultan perencana yang menggunakan atap genting dari tanah jenis mantili dan tidak menggunakan genteng metal yang jauh lebih ringan. Padahal, kata dia, satu biji genteng mantili dalam kondisi kering beratnya mencapai kisaran 1,3kg dan dalam kondisi basah atau kehujanan mencapai hingga lebih 2kg.

“Kami tak habis pikir, kalau terjadi panas, struktur rangka baja ringan kan terjadi pemuaian dan bolt akan bisa lepas karena hentakan tekanan berat. Tapi kenapa ini malah dipilih,” kata Panji heran.

Dia menduga, pekerjaan puluhan sekolah ini sarat dengan permainan. Pihaknya menengarai pengawas dan pelaksana main mata, termasuk sejak awal dalam proses lelangnya terindikasi permainan. Sehingga, proyek APBD I ini malah menjadi bancakan para pejabat dan penuh rekayasa nepotisme. Hal itu terbukti rekanan pelaksana proyeknya adalah keponakan mantan bupati dengan menggunakan perusahan orang lain.

“Sekian puluh proyek tersebut justru pemenangnya/pelaksananya satu rekanan, keluarga mantan bupati. Kami juga temukan konsultan perencanaan dengan menggunakan nama perusahaan konsultan pinjaman,” jelasnya.

Panji berharap pihak Disdikpora segera mengambil langkah taktis agar tidak terjadi tragedi lanjutan robohnya bangunan sekolah. Dirinya mengkhawatirkan selain 26 data sekolah jenjang SMP, masih terdapat beberapa sekolah dari jenjang SD, SMA dan SMK yang berpotensi roboh. “Harusnya dinas pendidikan segera menginventarisir, mengantisipasi dan mengevaluasi agar kedepan tidak terjadi. Bila hal ini diabaikan maka tidak hanya bangunan saja yang roboh, tapi parahnya lagi, kegiatan belajar mengajar akan terganggu dan besar kemungkinan korban akan berjatuhan,” katanya.

Selain itu, dia juga berharap pihak kejaksaan atau inspektorat harus segera melakukan audit terutama fisik apakah sesuai RAB atau tidak, termasuk segera memanggil pihak-pihak yang terkait terutama Pejabat Pembuat Komitmen untuk mempertanggung jawabkannya. (top)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *