
KARAWANG, Spirit
Perpustakaan Daerah (Perpusda) melakukan “jemput bola” ke masyarakat hingga polosok desa untuk memberikan pelayanan. Hal itu untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) di Karawang yang masih rendah, sehingga Pemkab Karawang. Hal itu dikemukakan Kepala Kantor Perpusda Karawang Asep Maulana Miharja, Senin (11/1). Ia menjelaskan, pelayanan perpustakaan berpengaruh terhadap naik atau turunnya IPM di Pangkal Perjuangan. Oleh karenanya ia menyiapkan program untuk memberikan pelayanan dan menjemput bola ke masyarakat supaya tingkat membaca meningkat, karena segala ilmu pengetahui itu adanya di perpustakaan.
“Referensi ketenagakerjaan, wirausaha, teknologi, pendidikan, hingga mendidik anak pun ada di perpustakaan. Kami sediakan berbagai buku yang dibutuhkan masyarakat,” kata Asep.
Asep mengatakan, program yang disiapkan ialah menghidupkan kembali perpustakaan desa. Pasalnya, ia bermitra dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) supaya perpustakaan di desa dapat aktif lagi.
“Nanti segala fasilitas berupa buku, meja, dan kelengkapan lain disiapkan perpusda. Pihak desa tinggal sosialisaikan dan ajak masyarakat agar banyak membaca buku. Selain nambah pengetahuan, secara tidak langsung IPM akan meningkat dengan sendirinya,” kata Asep.
Anggaran Perpusda yang menempati Komplek Islamic Centre-Aljihad Karawang di Jalan Ahmad Yani-By pass, menurut Asep, saat ini masih secuil. Namun hal itu tidak terlalu dipermasalahkan. Baginya yang terpenting anggaran kecil itu cukup untuk memberikan fasilitas pembaca di Perpusda dan mencukupi untuk program yang sudah disiapkan.
“Pengajuan tahun 2014 lalu untuk kelengkapan fasilitas berupa AC saja tidak di realisasikan. Tapi tidak apa, saya ajukan lagi tahun 2016. Ya mudah-mudahan saja di acc dewan. Gimana mau pembaca nyaman, kalau ruangannya gerah,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Perpusda, Tiara (19), mengatakan, fasilitas perpustakaan cukup memuaskan. Namun dirinya mengharapkan ada meningkatan kualitas buku serta tempatnya yang menarik.
“Ini sih gerah, harus ada AC atau kipas angin. Buku-buku cukup menarik sih, tinggal ditambahkan saja,” kata mahasiswa sekolah bisnis Jakarta.
Menurut Tiara,sejak SMA sudah sering ke perpustakaan. “Saya sih sudah dari dulu. Cuma yang jadi ribet itu harus bawa foto saja. Bagusnya fotonya di sini saja (kantor perpusda-red), hehe,” katanya.(ags)