Tekan Ketergantungan Impor, Pemerintah Bentuk Sentra Peternakan

SUBANG, Spirit
Pemerintah terus menggelontorkan berbagai program untuk meningkatkan daya hasil peternak sapi, salah satunya sentra peternakan rakyat (SPR) perintis kabupaten yang dilaksanakan di Tanjungsiang, Kabupaten Subang.Hal tersebut dilakukan untuk menekan ketergantungan impor sapi dari negara lain.

“Membuat sentra peternakan seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Subang ini, merupakan salah satu cara kita untuk mengurangi ketergantungan sapi dari negara lain. Kita buat sekitar 50 ribu sentra peternakan di Indonesia, dan dua di antaranya, di Kabupaten Subang ini,” ujar Direktur Pembibitan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Ir Ali Rahman, kepada Spirit Karawang, Rabu (10/2).

Ia berharap, dengan adanya sentra peternakan tersebut mampu menghasilkan sedikitnya 400 ribu sapi siap potong, dan 400 ribu sapi untuk pembibitan. Bahkan, menurut Ali, ke depan pihaknya yakin akan mampu menekan angka impor sapi.

“Ke depan diharapkan, kita punya 100 ribu SPR, hingga kita punya 1 juta indukan, dengan 1 juta indukan tersebut, kita akan memiliki 400 ribu bakalan untuk siap potong dan 400 ribu untuk indukan lagi. Jika terus ditingkatkan, kita akan mampu menekan angka import ternak sapi, menambah ketersediaan di dalam negeri dan kemudian meningkatkan kesejahteraan peternak,” ujarnya.    

Alasan lainnya dilakukannya sentra peternakan tersebut, tambah Ali, untuk menghasilkan sapi sebagai sumber daging secara komunal, secara berkelompok, sehingga, akan mudah di transportasikan, akan mudah diperjualbelikan. 

“ Hingga kemudian terdapat bargaining position dari peternak itu sendiri terhadap pembeli. Selama ini, penentuan harga ada di pembeli, nah dengan adanya sentra seperti ini, nantinya, peternak yang menentukan harga,” katanya.

Menurut Ali, mengakali sering terjadinya lonjakan harga, saat kebuyuhan masyarakat meningkat sementara suplai barang berkurang, pihaknya juga melakukan sebuah gebrakan yang dinamani Gerakan inseminasi buatan. “Nantinya akan dilakukan pengaturan kelahiran perwilayahan. Sehingga akan mudah diketahui wilayah mana yang memiliki populasi lebih, hingga akan lebih mudah mengakomodasikan dan mentransportasikan.”

Sementara Bupati Subang, Ojang Sohandi, berharap dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat tersebut akan menyejahterakan para peternak sapi di daerahnya. Selain itu, ia juga berharap, berharap, Subang menjadi daerah penghasil sapi terbesar di Indonesia.

“Secara nasional, Subang sudah menjadi daerah swasembada besar ke-5. Nah dengan adanya sentra peternakan sapi seperti ini, diharapkan orang akan lebih mengenal lagi Kabupaten Subang. Jika makan daging sapi, mereka akan ingat Subang. Dengan begitu, akan bisa kita jadikan komoditas pariwisata dari sektor ini,” ujar Ojang.

Dalam kesempatan tersebut, ditandatangani prasasti peresmian dua kelompok sentra peternakan rakyat. Menurut Ojang, Kabupaten Subang mendapatkan program lebih banyak di antara kabupaten lain di Indonesia.

 “Jawa barat mendapatkan 5 kelompok, dua diantaranya di Subang, karenanya ini harus berhasil,” katanya.(eko/ade) 

Keterangan Foto: BUPATI Subang, Ojang Sohandi (kiri), menyerahkan kan dokumen kesiapan menjalankan program sentra peternakan rakyat (SPR) perintis kabupaten, kepada Direktur Pembibitan Pada Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Ir Ali Rahman, di Tanjungsiang, Rabu (10/2). Sentra tersebut untuk menekan angka import sapi dari negara lain. Foto: Agus Eko MS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *