CILAMAYA WETAN, Spirit – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cilamaya yang berada di Jalan Alang-alang Lanang Desa Rawagempol Wetan Kecamatan Cilamaya Wetan diserang segerombolan pelajar tak dikenal, Selasa (10/5). Insiden penyerangan terjadi sekitar pukul 12.30 Wib, saat kondisi sekolah masih dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan pintu gerbang utama tertutup rapat.
“Saya merasa kaget dan panik,kenapa ada anak sekolah melempari gedung SMKN 1 Cilamaya menggunakan batu,” kata saksi mata, Satpam SMKN 1 Cilamaya, Hermin kepada Spirit Jawa Barat disekolah, Rabu (11/5).
Menurutnya, sekitar 20 sepeda motor yang dikendarai oleh anak-anak berseragam sekolah yang sudah dicorat-coret melaju dari arah Cilamaya dan melakukan pelemparan batu. Namun, dirinya tidak bisa memastikan dengan jelas seragam yang dipakai berasal dari sekolah mana.
“Kejadiannya begitu cepat, untung tidak ada korban maupun kerusakan yang fatal. Tapi seorang siswi yang ada di pos penjagaan, kepalanya terkena lemparan batu. Dilihat dari seragam yang dicorat-coret, mereka itu seperti baru menerima kelulusan sekolah,” ujarnya.
Kepala SMKN 1 Cilamaya, Hj.Mutia Purnamawati membenarkan telah terjadi penyerangan oleh segerombolan anak sekolah yang tidak dikenal pada sekolah yang dipimpinnya. Dirinya menghimbau kepada seluruh siswanya agar tidak terprovokasi dan terpancing atas insiden tersebut, sehinggal menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, ia berharap kepada pihak sekolah yang siswanya sudah melakukan tindakan tidak terpuji itu supaya memberikan tindakan tegas, karena dianggap sudah mencederai nama baik sekolah itu sendiri.
“Sudah saya himbau kepada seluruh siswa,jangan terpancing. Biarkan saja, kalau dilayani berarti sama-sama tidak benar. Sekolah kami anti tawuran,anti anarkis. Dan siswa kami terdidik akhlaknya jadi tidak mungkin melakukan hal yang sama,” tegasnya.
Seorang saksi mata yang lain, Darkam (40), menyayangkan atas sikap dan perilaku pelajar tersebut. Katanya, beruntung, saat kejadian warga sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
“Kayak bukan anak sekolahan aja. Itu anak disekolahnya diberi pendidikan apa, kok kelakuannya kaya preman kampungan. Bikin resah saja, itu sama saja mengganggu kenyamanan lingkungan warga. Bila masyarakat sedang pada kumpul, entah apa yang bakal terjadi,” katanya. (wan)