KOTABARU, Spirit – UPTD Puskesmas Kecamatan Kotabaru mengedepankan program kesehatan ibu hamil sebagai peningkatan kesehatan kepada warga desa. Kelas ibu hamil, pemeriksaan rutin, senam ibu hamil serta pemberian makanan gizi menjadi, program unggulan sejalan dengan tingginya angka resiko kematian ibu hamil di Indonesia.
Kepala UPTD Puskesmas Kotabaru, Sari Ali Astuti , memaparkan, kondisi kehamilan yang terjadi pada seorang wanita sangat rawan dan harus benar penangananya. Serangkaian program seperti kelas ibu hamil diharapkan mampu memberikan pengetahuan agar dapat mengerti tanda-tanda yang terjadi pada dirinya sendiri.
“Kelas ini di laksanakan tujuh hari dan satu kelas terdiri dari lima belas ibu hamil, semoga dengan kelas ini ibu hamil mampu melakukan upaya pertama bila terjadi sesuatu pada kandunganya,” ucapnya. Sabtu (14/5).
Selain itu ia juga meegatakan, ada juga program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) bagi ibu hamil yang kekurangan gizi. Kurangnya energi kalori dapat menyerang setiap ibu hamil segala resiko terhadap kandungan seperti kelahiran yang tidak normal, kurangnya kecerdasan pada bayi ataupun resiko keguguran.
“Hal ini sangat rawan karena menyerang bakal bayi, memang faktor ekonomi keluarga tidak terlepas dari permasalahan gizi ini makanya kita membantu dengan memberikan makanan tambahan pemulihan,”terangnya.
Lebih lanjut, Sari, mengatakan, pemantauan terhadap ibu hamil resiko tinggi juga dilakukan oleh pihak Puskesmas. Hal tersebut dirasa sangat dibutuhkan karena kurangnya kesadaran akan kondisi kehamilan. Pasalnya, masih terdapat ibu hamil yang melalaikan pemeriksaan rutin yang sebernarnya beresiko bagi kandunganya.
“Pihak Puskesmas memang harus aktif mengajak ibu hamil untuk periksa, kadang mereka lalai,”ujarnya.
Sebelumnya di rapat Desa Wancimekar melalui Bidan Desa, dipaparkan, kondisi ibu hamil yang membutuhkan bantuan gizi di Desa tersebut. Hanya saja saat ditanya mengenai pendataan ibu hamil yang kurang gizi dan resiko ibu hamil yang lainya, pihak UPTD Puskesmas tidak memiliki data dengan alasan belum di berikan oleh Bidan desa.
“Masalah data coba tanyakan langsung ke bidan desa, soalnya itu teknis lapangan soalnya mereka yang langsung berurusan sama warga di setiap desa,” imbaunya. (zuh)