GARUT, Spirit
Warga dari puluhan desa di Kabupaten Garut masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Daerah yang masih sulit mendapatkan pasokan air bersih itu sebagian besar di wilayah Garut selatan dan utara.
“Dari 400-an desa, mungkin hanya puluhan, tidak sampai ratusan desa yang masih sulit mendapatkan air bersih,” kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Garut, Deni Suherlan usai, peresmian bantuan program pembangunan dan penyaluran air bersih oleh Dompet Dhuafa di Kecamatan Pasirwangi, Garut, Kamis (4/2).
Ia menyampaikan daerah yang masih sulit mendapatkan pasokan air bersih itu sebagian besar di wilayah Garut selatan dan utara. Menurut dia, penduduk yang tinggal di daerah itu bukan berarti tidak memiliki air, melainkan kesulitan air, karena harus mengambil air dari sumber air yang jaraknya jauh.
“Mereka yang sulit air itu ada sumber airnya, tapi ngambilnya sangat jauh, puluhan kilometer,” ujar Deni.
Wakil Bupati Garut, Helmy Budiman, menambahkan berdasarkan laporan besaran masyarakat Garut yang mendapatkan air bersih kurang lebih sekitar 60 persen. “Cakupan air bersih memang belum sepenuhnya terpenuhi, di daerah perkotaan saja baru 60 persen, di perdesaaan baru 57 persen.”
Khusus wilayah perkotaan, kata dia, kebutuhan air warga dapat dipenuhi oleh jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan wilayah perdesaan, kata dia, belum dapat dijangkau PDAM, sehingga masih banyak warga sulit mendapatkan air bersih.
“Jarak sumber air dengan permukiman penduduk cukup jauh sehingga sulit untuk menyalurkannya ke masyarakat,” ujar Helmy.
Ia menambahkan pula, persoalan kesulitan air untuk warga itu sudah menjadi perhatian pemerintah daerah, provinsi bahkan pusat untuk segera diselesaikan melalui berbagai program di 2016. “Kami harap melalui berbagai program pemerintah cakupan air bisa naik 5 persen, kami harap juga bisa dibantu oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Garut.”(ant)