KARAWANG, Spirit – Sekelompok preman tega menganiaya penjaga Stadion Singaperbangsa yang menderita tuna wicara, Kamis (23/6) di pasar malam Stadion Singaperbangsa, Karawang. Persitiwa tersebut menuai kecaman keras dari Kapolres Karawang, yang mendatangi lokasi usai mendapat informasi tersebut.
Pantauan di lapangan, peristiwa penganiayaan bermula saat sekelompok orang bertato terlihat berdiskusi alot meminta ‘jatah’ dengan salah seorang pengelola arena pasar malam, di dekat sebuah kios, Kamis (23/6) sekitar pukul 21.00 WIB. Aroma keributan semakin menguat setelah salah seorang preman yang lengannya penuh tato berbicara dengan nada keras, sambil menantang pengelola.
Sejumlah orang yang ada di lokasi sempat berupaya menenangkan pria berperawakan gempal, dengan lengan penuh tato tersebut, lantaran sempat menenteng senjata tajam diduga sejenis pisau. Namun, rupanya emosi yang menguasai pelaku memancing sejumlah temannya yang turut merusak barang milik kios warung kopi. Bahkan, pelaku sempat mengejar pengelola pasar malam hingga ke dekat pintu utama tribun barat stadion singaperbangsa sambil berteriak dengan nada menantang.
“Tutup tutup semua , kalau tidak saya acak-acak,” pekiknya, sambil sesekali memukul tiang tenda lapak pedangang pasar malam.
Bahkan, saat Entis (korban) penjaga stadion yang memiliki kekurangan fisik berusaha meredam emosi para pelaku, malah dipukul di bagian kepala hingga bocor. Beruntung, keributan tak meluas setelah para pelaku bergegas pergi usai merobohkan salah satu tenda lapak pedagang, diiringi kedatangan dua orang petugas patroli polisi yang melintas, disusul kemudian kedatangan puluhan anggota Polres Karawang lainnya yang dipimpin langsung Kapolres Karawang, AKBP Andi M Dicky.
“Saya akan cari preman-preman banci yang beraninya sama orang yang menderita disabilitas. Dia (korban ) tidak bersalah kok ikut kena pukul,” kata Dicky, saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis malam.
Dicky menilai, perbuatan para pelaku tak dapat di tolelir lagi karena sudah dianggap sangat keterlaluan. Akibatnya, ia langsung memerintahkan anggota nya untuk menangkap dan memproses para pelaku.
“Hanya karena masalah sepele, rebutan jatah preman pasar malam, kok sampai hati melukai orang yang tak berdosa. Harusnya mereka di lindungi karena kekurangan fisiknya, ini malah dianiaya,” kesalnya.
Saking kesalnya lantaran keributan terjadi ditengah suasana Ramadhan, Dicky sempat menantang para preman yang bertikai untuk bertarung di lapangan disaksikan dirinya bersama masyarakat.
“Beraninya sama orang lemah, kalo mau saya sediakan lapangan agar mereka bertarung satu sama lain dengan jantan. Biar masyarakat yang langsung menyaksikan,” ujarnya.
Suasana pasar yang terpantau tak terlalu ramai itu akhirnya benar benar sepi lantaran para pedagang menutup lapaknya. Mereka mengaku ketakutan akan adanya keributan susulan.
“Dari pada barang saya ikut di rusak, mending tutup saja mas,” ujar salah seorang pedagang.(red)