Praktik Pungli “Kebersihan” di Tugu Proklamasi

RENGSDENGKLOK, Spirit

Kawasan tugu Proklamasi di Rengasdengklok saat ini dipenuhi adanya praktik pungutan liar (pungli). Dengan berdalih untuk kebersihan, hal itu semakain kasat mata dilakukan sejumlah oknum.

Bahkan, dengan tidak adanya teguran dari aparatur pemerintah setempat, termasuk Satpol PP Kecamatan Rengasdengklok, praktik tersebut semakin menjadi-jadi.

Salah seorang staf UPTD Dinas Pengelola Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DPLHK) Rengasdengklok, Nurhasan atau yang akrab disapa Emon mengatakan pungutan di Tugu Proklmasi dengan mengatasnamakan uang kebersihan diakuinya bukan dari pihak UPTD DPLHK Rengasdengklok.”Itu bukanlah dari kami.

Pungutan itu tanpa sepengetahuan saya, saya tidak tahu. Dan uang hasil pungutan itu tidak masuk kepada UPTD DPLHK. Selama ini yang selalu membersihkan kawasan Tugu Proklamasi adalah kami, jadi kami tidak tahu adanya pungutan itu,” ujarnya kepada Spirit Jawa Barat, Selasa (30/5) via telepon seluler.

Dikatakan Emon, mengenai kebersihan kawasan Tugu Proklamasi merupakan tanggung jawab UPTD DPLHK Rengasdengklok. Dan selama ini, kata Emon, instansinya tidak melakukan pungutan apapun mengenai kebersihan, karena hal itu memang sudah menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

“Ya sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami untuk membersihkan kawasan Tugu. Dan kami tekankan, kami sama sekali tidak pernah meminta uang pungutan kepada masyarakat dengan alasan kebersihan tugu,” ujarnya.Ia mengatakan pungutan “kebersihan” yang dilakukan sejumlah oknum agar tidak perlu ditanggapi.

Baginya, karena tidak ada dasar yang kuat mengabaikan pungutan, tentu kata dia, lebih baik tidak usah dituruti. “Jelas itu bukan dari kami, tanpa sepengetahuan kami,” pungkasnya.Diberitakan sebelumnya maraknya pungutan liar dengan alasan kebersihan kepada di kawasan Tugu Proklamasi Rengasdengklok membuat resah para pengunjung, karena pengunjung merasa sangat terbebani.

Seperti yang dikatakan BJ (23) warga Kecamatan Karawang Barat yang berkunjung di Tugu Proklamasi yang dimintai uang dengan alasan sebagai uang kebersihan.

“Setiap ada pengunjung parkir diminta uang, kalau langsung pergi malah memaksa dengan alasan uang kebersihan. Ironis sekali tempat wisata sejarah dimintai uang? seharusnya tempat wisata sejarah itu dipromosikan sehingga banyak wisatawan datang dan lebih dikenal. Uangnya larinya kemana?,” pungkasya bernada kesal. (kus)

Ilustrasi-tugu proklamasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *