CILAMAYA WETAN, Spirit – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tahun ajaran 2016/2017 pada tiap sekolah negeri baik SMA, SMK maupun Madrasah Aliyah diduga rawan siswa titipan. Padahal,kuota penerimaan siswa baru di setiap sekolah negeri ataupun swasta sudah dibatasi dan diatur melalui Surat Keputusan Bupati, sehingga bila terjadi penggemukan jumlah siswa di satu sekolah patut dipertanyakan.
“Sementara peminatnya banyak. Maka tidak menutup kemungkinan,kondisi itu akan menimbulkan permintaan terjadinya transaksi titip menitip melalui jalur belakang,” ungkap Capang Ketua LSM AMS Pakusarakan Cilamaya Wetan, Capang di sela acara buka bersama,Sabtu (25/6).
Seharusnya kata Capang, para oprang tua atau siswa menyadari bila anaknya tidak diterima di sekolah negeri, tentu pilihan keduanya adalah swasta. Sehingga tidak memaksakan kehendak, dengan membayar oknum untuk melakukan lobi pada pihak sekolah yang dituju agar anaknya bisa diterima.
Oknum tersebut bisa saja berasal dari guru sekolah asal SMP maupun MTS, atau oknum LSM dan wartawan, atau seseorang yang mempunyai kedekatan dengan pihak sekolah.
“Jika hal ini dibiarkan PPDB online akan menjadi ajang permainan. Kondisi titip menitip siswa yang tidak lulus PPDB online sudah mulai tercium di wilayah Cilamaya Wetan ini. Nanti kalau sudah A1, tolong bantu ekspos kang,” katanya.
Dikatakannya, modus dengan melakukan penambahan kuotapun disinyalir akan dilakukan oleh sekolah-sekolah yang bandel baik negeri maupun swasta. Terpenting, sekolah tersebut memiliki jumlah siswa yang banyak sekalipun harus menabrak aturan.
Untuk menjaga hal itu tidak terjadi,diingatkan kepada pemegang kebijakan yang ada dilermbaga pendidikan agar tidak melakukan tindakan yang berlawanan dengan aturan. “Kita lihat aja,mulai dari pendaftaran, terus pengumuman secara online. Sampai nanti daftar ulang, berapa jumlah siswa yang ada. Dan ada tidak nama-nama anak yang sudah terdaftar tidak diterima sekolah ditempat itu,” pungkasnya. (wan)