KARAWANG, Spirit
Fenomena pemuda di zaman kekinian sudah berubah signifikan. Semakin modern zaman, pemuda semakin dininabobokan dengan gaya hedonis. Padahal, eksistensi pemuda dikenal dengan intelektual yang dapat merubah bangsa lebih baik. Semisal pemuda sebagai penggerak kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah, dan lalu pemuda pun menjadi pelopor reformasi pada era tahun 1998.
“Itu membuktikan peran pemuda penting bagi nusa dan bangsa. Tak terkecuali, ruang lingkup kabupaten. Misal pemuda di Karawang juga harus membawa perubahan kota kearah lebih baik lagi,” demikian ungkap aktivis Pemuda Karawang, Sutrisna, SP kepada Spirit Karawang, Senin (2/2).
Menurutnya, pemuda Karawang saat ini sering dikatakan hanya di atas kertas saja. Pasalnya, realitasnya masih perlu butuh pengakuan eksistensi dan survival. Sehingga, menurutnya, hal itu perlu disikapi serius oleh pemuda sendiri. Salah satunya melalui wadah Organisasi Kepemudaan (OKP) di Pangkal Perjuangan.
“Melalui wadah pemuda dapat dinaungi. Diberikan pendidikan moral, kemampuan sehingga menjadi cendikia membawa perubahan,” katanya.
Sutrisna menjelaskan alasan pentingya pemuda harus diprioritaskan, karena pemuda investasi massa depan sebagai penerus bangsa. Jika pemuda tidak digerakkan pola pikirnya dari sekarang, maka kata dia, dia khawatir kedepan terus membudaya pemuda hedonis.
“Solusinya ialah organisasi kepemudiaan aktif merangkul pemuda di Karawang. Kemudian melalui wadah ini dapat mencetak pemuda yang bersumber daya manusia mumpuni. Kembalikan khittah pemuda seperti dulu lagi. Dikenal kritis, membangun dan memberikan solusi untuk bangsa ini,” ujarnya.
Dicontohkannya, saat ini Karawang sudah mencetak pemuda dan pemudi yang membanggakan, sebagaimana tampilnya Bupati dan Wakil Bupati Karawang terpilih, Cellica Nurrachadiana dengan Akhmad “Jimmy” Zamakhsyari. Dimana, lanjutnya, di usia yang relatif terbilang muda dapat menjadi seorang pemimpin. ”Jadi perlu disiapkan dari sekarang calon pemimpin masa depan. Gerakan-gerakan pemuda akselerasinya harus lebih maju dan inovatif lagi,” kata dia lagi.
Disinggung kondisi mayoritas pemuda yang ada di perkampungan atau pedesaan yang masih enggan berorganisasi, Sutrisna menjawab cukup dibuktikan di kota terlebih dahulu. Jika pemuda di kota sudah membawa perubahan, ia meyakini pemuda di desa nantinya ikut bergabung.
“Berikan contoh baik dulu. Selanjutnya bisa mengikuti secara proses. Maka itu, minimal pemuda di kota dapat dirangkul OKP dan muncul dipublik pemuda ialah agen perubahan,” tandasnya. (yan)