Investor Banyak Dibebani Retribusi Kemudahan Berinvestasi  belum Menggembirakan

BANDUNG, Spirit – Kemudahan berinvestasi di Indonesia belum begitu menggembirakan. Hal ini terlihat dari banyaknya retribusi yang harus dibayar oleh investor.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, Ridho Budiman, mengatakan, iklim usaha saat ini dipersulit oleh banyaknya retribusi yang dibebankan. Untuk tingkat kabupaten/kota saja, retribusi yang dibebankan bisa mencapai 50 kali.

“Saya pernah mencoba menghitungyang namanya retribusi bisa sampai 50 kali di tingkat kabupaten,” kata Ridho di Bandung, Rabu (3/8).

 

Ia menjelaskan, kondisi ini akan menyulitkan pelaku usaha dalam memenangkan persaingan.Terlebih, saat ini sudah diberlakukan perdagangan bebas MEA. Menurut dia, Indonesia berada di peringkat bawah dalam sejumlah pemeringkatan terkait MEA.

“Untuk kesiapan SDM, kita di nomor 6. Sedangkan untuk keseluruhan, kita nomor 9 dari sepuluh negara ASEAN,” ujarnya.

Oleh karena itu, Ridho berharap pemerintah melakukan pembenahan untuk mempermudah investasi.“Jangan sampai dipersulit.”

Lebih lanjut ia menyebutkan, pemerintah harus meningkatkan peran koperasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Melalui koperasi, diharapkan semakin banyak keterlibatan masyarakat dalam aktivitas ekonomi.

“Jangan hanya kalangan tertentu saja. Saat ini pertumbuhan ekonomi 5,1 persen, tapi gini rasio 0,4, artinya kesenjangan ekonomi sangat tinggi. Satu persen penduduk menguasai 55 persen kekayaan nasional,” katanya.

Menurut dia, untuk mewujudkannya, diperlukan SDM yang bisa menjadi motor penggerak bagi koperasi-koperasi tersebut  pemerintah harus mendidik kader-kader koperasi yang mapan secara keilmuan, secara praktik. “Nanti akan tumbuh koperasi-koperasi yang mapan. SDM-nya harus digenjot.”

Ketua DPRD Provinsi Jabar, Ineu Purwadewi Sundari, mengatakan, ekonomi merupakan penopang pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Hal ini terbukti di sejumlah desa di daerah pemilihannya.

Pertumbuhan ekonomi di desa bergantung terhadap koperasi. “Di desa-desa, koperasi sangat membantu kehidupan masyarakat. Koperasi bisa berjalan dan menolong anggotanya,” ujar Ineu.

Selain itu, ia berharap koperasi bisa bersaing dengan pelaku usaha swasta asalkan dikelola dengan baik. Ia memcontohkan koperasi di Kota Bekasi mampu menggerakkan perekonomian skala besar.

“Omzet 200 miliar (rupiah). Untuk pembiayaan skala besar, pengembangan (salah satu) gedung bisnis di Bekasi oleh koperasi. Parkir, keamanan, semua dilakukan oleh koperasi,” katanya.(ads)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *