Respon Kepala Sekolah di 12 Negara Terhadap Covid-19
KARAWANG, Spirit – Lembaga nonprofit dan independen, INSPIRASI (Inisiatif Kepemimpinan Pendidikan Untuk Meraih Prestasi) bersama Global School Leaders telah melakukan survei bertajuk ‘Respon Kepala Sekolah/Madrasah Terhadap Situasi Pandemi Covid-19’ terhadap 1.833 kepala sekolah di 12 negara berkembang.
Dalam survei yang dilakukan pada pertengahan April 2020, negara yang jadi bagian survei tersebut di antaranya seperti Malaysia, India, Kenya, termasuk Indonesia yang diwakili 827 kepala sekolah/madrasah negeri dan swasta untuk seluruh jenjang mulai SD/MI hingga SMA/SMK/MA.
Direktur Eksekutif INSPIRASI, Patrya Pratama mengatakan, berdasarkan hasil survei, sebanyak 62 persen kepala sekolah swasta di Indonesia memiliki kekhawatiran seputar isu keuangan sekolah dan 33 persen kepala sekolah negeri memiliki kekhawatiran serupa.
“Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian mengingat hanya 11 persen dari kepala sekolah di 11 negara lainnya dalam survei yang mengaku memiliki kekhawatiran soal isu keuangan,” ujar Patrya, Kamis (28/5/2020).
Selain itu, jelas Patrya, 25 persen Kepala sekolah di Indonesia secara umum mengaku kesulitan untuk menjangkau orang tua/siswa selama masa belajar dari rumah atau study from home (SFH). Sementara hanya 12 persen kepala sekolah negara lain dalam survei mengaku mengalami kesulitan yang sama.
“Salah satu kemungkinan penyebab hal ini adalah faktor ketimpangan digital yang tinggi dan kondisi geografis Indonesia yang menyulitkan kepala sekolah untuk menjangkau siswa dan orangtuanya selama masa pandemi,” jelasnya.
Dalam merespon kondisi pandemi, lanjut Patrya, kepala sekolah di Indonesia tidak hanya ditantang isu finansial sekolah dan kesulitan menjangkau siswa/orang tuanya selama masa belajar dari rumah secara online (daring), tapi juga beberapa isu lainnya seperti kekhawatiran mereka dalam memastikan well-being atau kesejahteraan siswa dan staf guru (75 persen).
“Ada sisi positif yang mengemuka dalam survei yaitu para kepala sekolah sangat terbuka untuk saling berbagi terkait praktik, sehingga dapat saling mendukung satu sama lain,” ucapnya.
Patrya menambahkan, terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan dari studi tersebut, seperti penanganan covid-19 di lingkungan pendidikan perlu melibatkan lebih aktif para kepala sekolah karena mereka yang memimpin dan mengarahkan para guru.
Kemudian, menyusun dukungan untuk kepala sekolah selain seputar pembelajaran online, seperti dukungan pada well-being siswa dan guru, keuangan sekolah, dan pelibatan orang tua siswa.
“Misalnya dengan mengembangkan pedoman sederhana dan praktis yang secara khusus dirancang untuk kepala sekolah tentang cara mengatasi kekhawatiran tersebut. Lembaga INSPIRASI Foundation sendiri telah mengembangkan pedoman sederhana bagi kepala sekolah, bekerjasama dengan Kemendikbud, dan dapat diakses dalam laman guru.berbagi,” katanya.
Mengenai hal positif yakni kepala sekolah dapat saling mendukung satu sama lain, Patrya menegaskan perlu mendorong lebih jauh aktivasi atau pemanfaatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) untuk tingkat SD dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk tingkat SMP dan SMA/SMK/MA.
“Survei ini akan diikuti dengan survei lanjutan pada Juni mendatang untuk melihat kesiapan kepala sekolah dalam menyambut new normal pembukaan kembali sekolah yang telah diwacanakan oleh pemerintah,” pungkasnya. (rls/epn/dea)