Hardiknas dan Masalah Lahan Dalam Dunia Pendidikan di Karawang

KARAWANG, Spirit

Ditengah hiruk-pikuk euforia dan kekhidmatan pseudo perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dalam bentuk upacara, ada sebuah pekerjaan rumah teramat serius bagi pemangku kebijakan dalam dunia pendidikan di Kabupaten Karawang, yaitu penyediaan lahan bangunan untuk pendirian sekolah baru yang selama ini terkesan dispelekan. Kita ambil contoh lahan yang direncanakan untuk mendirikan SMAN 2 Telukjambe timur yang masih terbelit masalah perijinan dengan masyarakat setempat, SMAN 1 Majalaya yang masalahnya juga tidak jauh berbeda dengan pendirian SMA 2 Telukjambe, juga SMA 6 Karawang yang lahannya tumpang tindih dengan niatan awal Pemkab mendirikan bumi perkemahan di lahan tersebut.
Kabid Aset Dinas Pendapatan, Pemasukan, Kas dan Aset Daerah (DPPKAD) Feri Irawan mengatakan masalah penyediaan lahan untuk pendirian bangunan sekolah baru dalam dunia pendidikan di Karawang dianggapnya berawal dari kurangnya sosialisasi dinas terkait (Disdikpora, Red) kepada masyarakat setempat yang dimana sebelumnya kebanyakan lahan tersebut merupakan fasos dan fasum.
“Kalau jumlah total sekolah yang belum punya lahan, saya kurang tahu. Yang saya tahu cuma 4, bisa jadi masih banyak lagi, tapi mending cek aja ke dinas terkaitnya. Sebenarnya saya sempat memberikan saran kepada dinas terkait agar bagusnya melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat setempat, supaya tidak ada masalah kedepannya,” ujarnya.
Seperti yang disampaikan Ferri, polemik yang terjadi dalam penyediaan lahan bangunan di Telukjambe Timur dan Majalaya salah satu penyebabnya kuranya sosialisasi Disdikpora, dalam hal lain jika memang benar seperti itu, ini merupakan inkarnasi penyepelean sebuah masalah yang pada dasarnya menjadi sangat penting jika pendidikan adalah komitmen perwujudan majunya sebuah daerah.
“Mekanisme kita hanya menulis yang sudah menjadi aset daerah, untuk lahan seharusnya Disdikpora cari sendiri. Kalaupun ada lahan milik daerah, sudah pasti kita alokasikan. Tapikan kebanyakan tanah milik pemkab itu berwujud lahan sawah, bekas tanah bengkok,” ujarnya.
Ditempat lain, ketika wartawan mendatangi Kantor Disdikpora di Jalan Surotokunto untuk menanyakan total jumlah data pendirian sekolah baru yang terhalang tidak ada ketersediaan lahan, Disdikpora melalui staf program dan pengelolaanya tidak memberika data kepada wartawan dengan dalih harus memberikan surat pengajuan terlebih dahulu.
“Kalau mau data, buat surat dulu mas. Harus sesuai mekanisme,” Ujar Staf Bagian Program dan Pengelolaan Disdikpora.
SMAN 2 Telukjambe, SMAN 1 Majalaya, dan SMAN 6 Karawang hanyalah segelintir sekolah yang sampai saat ini masih bermasalah dalam kepengurusan lahan untuk pembangunan gedung di tengah hiruk-pikuk euforian dan ke khidmatan pseudo dalm dunia pendidikan di Karawang. Terlepas dari semua itu, apapun alasannya, pendidikan tetaplah pendidikan sumbangsi terbesar tumbuhnya rasa kemanusiaan di setiap insan.
 (Mahesa Bahagiastra)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *