Di Alat Vital K Ada Narkotik

BANDUNG, Spirit

Upaya menyelundupkan narkotika ke dalam lembaga pemasyarakatan (lapas)  hingga saat ini masih terus berlangsung.  Terbukti dengan tertangkapnya K, seorang ibu rumah tangga yang menyelundupkan ke dalam Lapas Banceuy dengan menyembunyikan sabu di dalam alat kelaminnya. Para pelaku selalu berusaha mencari jalan untuk bertransaksi narkotika di dalam penjara.

K,  kepada polisi, di Polres Bandung, Senin (15/2),  menuturkan, sabu itu dipesan oleh napi narkotika Lapas Banceuy berinisial DI. Diduga,  ia sudah sering melakukannya. Saat akan menyelundupkan kesekian kalinya, polisi meringkus pelaku.

”Dari pelaku, kami menyita sabu seberat 10 gram. Sabu merupakan pesanan terpidana kasus narkotika yaitu DI yang menghuni Lapas Banceuy. Rupanya, tersangka K ini sudah mengenal DI sejak 2011 silam. Diduga, sabu kiriman K ini akan dipakai dan diedarkan DI di dalam lapas,” kata Kapolres Bandung Erwin Kurniawan, di Mapolres Bandung, Jalan Bhayangkara No 1 Kabupaten Bandung, Senin (15/2).

Kini, polisi masih mengejar pemasok sabu untuk DI melalui K. Soalnya, K pun tidak bertemu langsung dengan pemasok. Sabu itu ditempelkan di tempat tertentu, kemudian diambil K. ”Tersangka  kami jerat  Pasal 114 ayat (1) dengan hukuman kurungan penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak Rp 10 miliar,” ujar Erwin.

Menurut Erwin, modus penyelundupan oleh K,  umum dilakukan para kurir narkotika, khususnya perempuan. Sabu dimasukkan ke dalam alat kelamin K. Itu untuk mengelabui petugas lapas saat menggeledah ketika K masuk ke lapas dengan tujuan untuk menengok narapidana.

Pelaku biasanya pura-pura akan menengok saudaranya atau suaminya yang dijebloskan di dalam lapas. Begitu lolos penggeledahan, K masuk ke toilet dan mengeluarkan sabu itu dari alat kelaminnya.  Sabu itu kemudian diserahkan kepada penghuni lapas.

Tak punya detektor

Kepala Seksi Administrasi, Keamanan, dan Ketertiban di Lapas Banceuy, Arjiunna menanggapi hal itu menyatakan, selama ini tidak membiarkan peredaran itu terus terjadi. Pihaknya selalu melakukan penggeledahan secara maksimal terhadap para penjenguk yang datang. Seluruh barang yang dibawa pengunjung selalu diperiksa dengan sangat ketat.

Dia menyebutkan, jumlah pengunjung ke Lapas Banceuy rata-rata 100 orang per hari. ”Begitu peliknya pemeriksaan sehingga menimbulkan kejenuhan. Kondisi itu menjadi permasalahan tersendiri, terlebih  kami belum punya alat detektor khusus untuk seluruh badan melalui infra red bagi setiap pengunjung. Apalagi, dalam kasus tersangka K ini, pelaku menyembunyikan narkotika di dalam alat kemaluannya,” kata Arjiunna, di Mapolres Bandung, Senin (15/2).

Selain keterbatasan alat, menurut Arjiuna, Lapas Banceuy juga kekurangan personel. ”Dengan pengunjung ke Lapas Banceuy  100 orang per hari, terbayang  begitu peliknya pemeriksaan sehingga menimbulkan rasa jenuh petugas,” katanya.(Prlm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

RSS
Follow by Email