Derita Mak Nyanih Kala Musim Hujan

CILEBAR, Spirit

Nama Kabupaten Karawang yang menyandang kota industri terbesar se- Asia Tenggara dan menjadi lumbung padi, dengan pesatnya pembangunan masih saja menyisakan kemiskinan yang menjerat masyarakatnya.

Peribahasa rumahku adalah syurgaku nampaknya suatu hal yang kontradiktif bagi Mak Nyanih (54) warga Dusun Bakan Gabel Desa Sukaratu Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang.

Bagaimana tidak, janda tua beranak dua ini terpaksa tinggal di sebuah rumah yang nyaris roboh dan sangat memprihatinkan dengan dinding bilik yang penuh tambalan karung.

Menurut Mak Nyanih, tidur dengan beralaskan sehelai karpet menjadi satu hal biasa baginya. Meskipun kondisi rumahnya yang sudah tidak layak huni, ia tetap bertahan karena keterbatasan ekonomi.

“Setiap hari saya disini, kecuali kalau hujan. Paling saya ke rumah cucu saya,” katanya, Senin (13/11) kemarin di rumahnya yang mirip gubuk.

Diperparah dengan kondisi salahsatu anaknya Acah (38) yang mengalami gangguan mental, sehingga membatasi gerak langkahnya untuk mencari nafkah. Kondisi memprihatinkan ini sudah sejak lama ia rasakan setelah suaminya meninggal, sehingga tidak ada lagi yang memberinya nafkah. Selain berharap kepada para penderma, tidak banyak yang bisa ia lakukan.

“Untuk makan sehari-hari saya numpang ke anak saya yang satunya lagi yang sudah menikah,” ujarnya.

Ia sangat berharap kepada dermawan ataupun pemerintah agar bisa membantu meringankan penderitaannya selama ini.

“Sebelumnya juga sudah ada pemerintah desa yang datang kesini untuk membangunkan rumah saya, namun sampai saat ini belum juga ada, saya harap ada dermawan yang tergerak hatinya untuk bisa membantu saya,” harapnya.

Di tempat berbeda Kepala Desa Sukaratu Sukanda mengatakan, rumah Mak Nyanih yang sangat memprihatinkan memang menjadi prioritas utama program Rumah Layak Huni (Rutilahu) mendatang. Pihak pemerintah desa pun sudah meninjau langsung ke lokasi untuk melihat secara langsung keadaan Mak Nyanih. Selain itu, dirinya juga sudah melangkah ke tahap keperluan administrasi agar program rulahu bisa sampai kepada keluarga Mak Nyanih.

“Kita sudah ajukan sekitar bulan agustus lalu dan sudah di lihat langsung oleh pemerintah kabupaten, dan memang sangat memprihatinkan, Saat ini rumah Mak Nyanih menjadi prioritas kami untuk program Rulahu,” pungkasnya. (dar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *