KARAWANG, Spirit
Menuntut perhatian eksekutif dan legislatif, puluhan buruh PT Karawang Prima Steel Sejahtera (KPSS) Kecamatan Telukjambe Barat mendatangi kantor Bupati dan DPRD Karawang, Kamis (14/1).
Mereka menuntut keadilan atas rekan mereka yang mengalami kecelakaan kerja sehingga mengakibatkan cacat. Bahkan menurut pengunjuk rasa, Komisi D yang membidangi sektor tenaga kerja tidak pernah sekalipun hadir memberi dukungan.
Hal tersebut diungkap Dudung, salah seorang orator yang dalam orasinya juga menuntut Pendi Anwar, Ketua Komisi D DPRD Karawang untuk turut dari jabatannya jika tidak mampu membantu masyarakat menyelesaikan masalah.
Dudung pun mengaku prihatin dengan kondisi PT KPSS yang tidak mengedepankan keselamatan dan kenyamanan kerja bagi para pekerja. “Kondisi pabrik kami masih seperti kandang,” ujar dia.
Apalagi, kata Dudung, banyak tenaga kerja asing yang bekerja di PT KPSS. Padahal seharusnya perusahaan mengedepankan pribumi. “Banyak tenaga kerja asing yang berkeliaran bekerja di sini. Bagaimana kinerja Pemkab dan Imigrasi mengantisipasi masalah itu,” ujarnya.
Bahkan, Dudung menuding pihak imigrasi menerima suap, sehingga pada saat sweeping tenaga kerja asing ilegal, para WNA tersebut dibebaskan. “Kami prihatin dengan pernyataan orang asing yang mengatakan hukum di kita bisa dibeli 2 juta rupiah, kemudian bisa dibebaskan oleh pihak Imigrasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Imigrasi Karawang, J Fanny S, membantah pihaknya menerima sesuatu sehingga tenaga kerja asing tersebut dilepaskan pada sweeping di PT KPPS beberapa waktu lalu. “Pada saat itu yang bersangkutan dibawa ke Kantor Imigrasi lantaran tidak bisa menunjukan KITAS dan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA),” katanya.
Akan tetapi, kata Fanny, kemudian konsultan hukum mereka di Jakarta datang dan menunjukan dokumen yang bersangkutan. “Setelah diperiksa bersama pihak Disnakertrans ternyata dokumen tersebut benar. Sehingga kemudian tenaga asing tersebut kita lepaskan,” tandasnya.
Diguga lantaran emosi, para pengunjuk rasa melontarkan kata-kata kasar yang kurang pantas diucapkan. (cr2)