KARAWANG, Spirit
Wakil Bupati Karawang, Ahmad “Jimmy” Zamakhsyari soroti aksi bentrokan antar lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terjadi di Jalan Interchange Karawang Barat antara LSM BUAS Macan Citarum dengan LSM GMBI, NKRI dan LSM Gibas Jaya pada Kamis (12/10) sore kemarin.
Menurut Jimmy, aksi bentrokan dan penyerangan yang disertai dengan pengrusakan dan pembakaran kendaraan bermotor, dinilai sangat tak bermoral dan tak mencerminkan orang asli Karawang yang dikenal ramah dan santun dalam bermasyarakat. Dirinya pun meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas munculnya bentrokan tersebut yang diduga kuat ada dalangnya.
“Kita ini masih sesama saudara, ngapain pada ribut-ribut. Kita sama-sama orang Karawang koq. Dan ini juga dampak dari Pemkab Karawang yang belum berdaulat di wilayahnya sendiri,” kata Jimmy kepada Spirit Jawa Barat, Jumat (13/10) melalui pesan singkat WA-nya.
Bentrokan antar kelompok massa yang pecah karena diduga saling meributkan lahan limbah di beberapa perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri di Karawang, menyebabkan puluhan anggota Brigade Utama Anak Singaperbangsa (BUAS) sedang berkumpul di Dewi Air Resto diserang oleh konvoi motor dari aliansi ormas atau LSM yang terdiri dari GMBI, Laskar NKRI dan Gibas Cinta Damai.
“Hanya demi merebutkan surat pengajuan kerjasama (SPK), harus saling rebut dan saling serang. Akibat itulah, sehingga kesempatan peluang usaha di perusahaan dengan gampangnya pemilik uang ngadu domba hanya demi SPK saja,” ungkapnya.
Ditegaskan Jimmy, Pemkab dan Polres Karawang harus mengambil langkah tegas terkait pertikaian dan kericuhan antar bentrok LSM yang terjadi di Kabupaten Karawang yang disinyalir dan diindikasi adanya permainan orang luar Karawang mengadu domba orang Karawang.
“Kalau ada indikasi seperti itu, ya istilahnya ada penyandang dana keributannya, Pemkab dan Polres Karawang tegas. Jangan hanya menangkap pelaku-pelaku bentrokan saja, tapi usut juga sampai ke akar-akarnya,” papar Jimmy menegaskan.
Diharapkan dirinya juga, bentrokan antar ormas atau LSM yang kerap terjadi di Kabupaten Karawang, tidak terjadi lagi dikemudian hari. Sebab, dirinya enggan mendengar lagi kerusuhan yang terjadi antar kelompok massa hingga jatuh korban.
“Jangan ada lagi kedepannya, apalagi sampai adanya korban jiwa yang melayang. Jadi, kalau ada lagi yang seperti itu, lebih baik bubarkan saja,” harap Jimmy.
Polisi Buru Pelaku
Sementara itu, sampai saat ini pihak kepolisian masih terus menyelidiki insiden bentrok antar kelompok massa di Depan Cafe & Resto Dewi Air, Kamis (12/10). Hingga kini, polisi telah berhasil mengamankan 23 orang terkait peristiwa tersebut. Polisi pun masih terus memburu para pelaku yang terlibat dalam bentrokan yang mengakibatkan 6 mobil rusak berat dan 1 motor hangus terbakar.
Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan masih terus memburu para pelaku, pihaknya masih berada di Kecamatan Pedes guna menangkap para pelaku.
“Untuk sementara sudah berhasil mengamankan 23 orang, saya juga masih di lokasi (Pedes, red)untuk mencari pelaku lainnya, karena sesuai perintah Kapolres untuk seluruh pelaku bisa ditangkap,” jelasnya, Jum’at (13/10).
Dari puluhan tersangka yang diamankan, banyak pelaku yang membawa senjata tajam bahkan dari rekaman cctv Dewi Air, ada yang menodongkan senjata api saat kejadian.
Sebelumnya, bentrokan yang terjadi pada Kamis siang tersebut melibatkan ratusan orang dari kelompok Brigade Utama Anak Singaperbangsa (BUAS) dengan aliansi ormas, terdiri dari Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Laskar NKRI dan Gibas Cinta Damai.
Berdasarkan informasi yang ia terima, keributan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Berawal ketika puluhan anggota BUAS yang sedang nongkrong di Resto Dewi Air, Jalan Interchange, Karawang Barat.
Tak lama kemudian, datang puluhan orang dari aliansi ormas yang konvoy menggunakan motor. “Mereka tiba – tiba merusak kendaraan anggota BUAS yang terparkir di sana,” katanya.
Setelah memeriksa sejumlah saksi dan olah tempat kejadian perkara, polisi memastikan tak ada korban jiwa dalam insiden itu. Setelah mengantongi sejumlah nama, polisi lalu melakukan tindakan antisipatif dengan melakukan sweeping ke setiap sekretariat ormas yang tergabung dalam aliansi.
Untuk mencegah konflik meluas, polisi akhirnya mengumpulkan seluruh ketua ormas yang terlibat dalam bentrok tersebut pada Kamis malam.
“Semua pihak sepakat untuk tidak melakukan aksi balasan dan petugas akan melanjutkan proses hukum atas insiden ini,” pungkasnya (not,dit)