KARAWANG, Spirit
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, Dadan Sugardan menyatakan, APBD 2016 sebesar Rp 127 miliar belum sanggup memenuhi perbaikan sekolah rusak di tingkat SD dan SMP.
“Itu belum dihitung bidang pendidikan menengah. Sedangkan kesiapan anggaran di Dinas Cipta Karya hanya 13,7 miliar rupiah. Makanya, tahun ini Disdikpora belum bisa memperbaiki seluruh sekolah rusak,” ungkap Dadan, Kamis (10/3) pagi.
Untuk mengakali kekurangan anggaran, Dadan sedang menyiapkan mapping (pemetaan) anggaran sesuai dengan prioritas. Ia sedang mengevaluasi sekolah yang atapnya rapuh, untuk dijadikan prioritas perbaikan agar kejadian di SMKN 1 Karawang dan di SMPN 1 Telukjambe Timur tidak terulang kembali.
Menurut Dadan, Disdikpora juga akan memprioritaskan sekolah yang sudah rubuh. Khusus untuk SMPN 1 Telukjambe Timur, pihaknya berjanji secepatnya akan memperbaiki seluruh gedung sekolah.
Kepala seksi Sarana Prasarana Bidang Pendidikan Menengah, Disdikpora Karawang, Andi La Ode menuturkan, bahan baku bangunan disesuaikan dengan rencana anggaran pemborong. Disdikpora mengembalikan konsep pembangunan ke pemborong, sesuai dengan rencana anggaran.
“Tapi dari data kami, setelah kejadian atap runtuh di SMKN 1 Karawang tahun lalu, sudah tidak ada lagi atap di gedung sekolah menengah atau sederajat yang menggunakan atap baja ringan,” tutur Andi.
Seperti yang diketahui, lima atap ruangan kelas SMKN 1 Karawang rubuh dan memakan dua korban luka, tahun lalu. Belum lama ini, atap dua ruangan kelas SMPN 1 Telukjambe Timur juga rubuh. Kedua sekolah itu memakai material yang sama. (nji)