KARAWANG, Spirit
Ancaman pembunuhan yang dilontarkan pejabat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, AD Wibawa, terhadap wartawan Fakta Jawa Barat , heri, memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Disamping kalangan wartawan, reaksi keras pun di lontarkan Wakil Ketua Komisi D DPRD Karawang, yang mendesak pemerintah untuk memberi sanksi terhadap oknum tersebut.
“Jika memang tidak senang dengan pemberitaan, lakukan klarifikasi dan gunakan hak jawab. Pejabat jangan anti terhadap wartawan,”ucap Wakil Ketua Komisi D DPRD Karawang, Endang Sodikin, kepada wartawan, Jumat (24/1).
Endang juga mengecam sikap oknum yang diketahui merupakan Kepala Bidang Kepegawaian disdikpora ini. Namun begitu, dirinya menyarankan AD. Wibawa agar secepatnya meminta maaf melalui media.
“Sekda wajib memanggil oknum yang mengancam wartawan. Buat surat pernyataan untuk meminta maaf agar bisa dimuat diseluruh media baik cetak atau online. Setelahnya, Sekda bisa langsung memberikan beri sangsi kepada oknum yang bersangkutan,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Asep Agustian, atau akrab disapa Asep Kuncir, pengacara Karawang. Ia kaget begitu mengetahui kabar ada wartawan mendapatkan ancaman. Ia tidak habis pikir, seorang pejabat yang bekerja di lingkungan pendidikan membuat pernyataan seperti orang yang tidak berpendidikan.
“Saya akan mengawal proses hukum yang akan ditempuh saudara Heri. Saya siap menjadi pengacaranya, dan siap mengawal sampai akhir,” ujar Asep Kuncir.
Sebelumnya diberitakan, Heri, wartawan Fakta Jabar mengaku mendapat ancaman akan dibunuh oleh Kasubag Kepegawaian Disdikpora Karawang AD Wibawa. Puluhan wartawan mendesak Kepala Disdikpora, Dadan Sugardan meminta maaf dan memberikan sanksi kepada oknum pejabat yang telah mengancam wartawan.
Awalnya, AD. Wibawa merasa geram terhadap pemberitaan yang ditulis Heri terkait periodesasi kepala sekolah. Dalam pemberitaan itu mengungkap proses kaderisasi di Disdikpora berjalan mandeg. Namun, bukannya menggunakan hak jawab, AD Wibawa malah mengancam akan membunuh Heri. Ancaman AD. Wibawa disampaikan melalui Dahlan, rekan Heri yang sama-sama bertugas liputan di Disdikpora..
“Sampaikan kepada Heri, dia akan saya bunuh. Kalau saya tidak bisa membunuh, saya bisa menyuruh orang lain. Saya orang kaya, uang saya banyak. Dia akan bernasib sama dengan adik iparnya,” ujar Dahlan, meniru ucapan AD. Wibawa kepadanya. Seperti yang diketahui, adik ipar Heri menjadi korban pembunuhan oleh enam orang tidak dikenal, beberapa hari lalu.
Puluhan wartawan langsung bereaksi dengan menggelar aksi demonstrasi ke kantor Disdikpora Karawang, menuntut AD Wibawa mempertanggungjawabkan ucapannya. “Kepala Disdikpora Karawang harus mundur dari jabatannya karena tidak bisa mengatur bawahannya,” tegas Ochim, kordinator wartawan dalam orasinya.
“AD Wibawa mesti dicopot dari jabatannya karena telah menodai proses demokrasi. AD. Wibawa memilih menggunakan cara-cara preman daripada memberikan hak jawab,” sambung Faizol Yuhri, wartawan TV Berita.
Dituntut menemui para wartawan yang menggela aksi, AD Wibawa malah tidak terlihat di kantor Disdikpora. Wartawan pun sempat melakukan sweeping ke seluruh ruangan kantor Disdikpora, Namun, AD Wibawa tidak kunjung ditemukan.
“Kami beri waktu 1×24 jam, kalau AD. Wibawa tidak meminta maaf di hadapan kami semua, kami akan membuat laporan ke Polres Karawang,” tegas Eden Kusnaedi, Pimpinan Redaksi Fakta Jabar.
Sementara itu, Sekretaris Disdikpora Karawang, Asep Supriatna menyampaikan permintaan maaf secara kelembagaan terhadap wartawan. Ia berjanji akan mengusut tuntas kasus pengancaman ini. “Akan saya sampaikan kepada pimpinan. Pejabat yang bersangkutan akan saya panggil untuk mempertanggungjawabkan perkataannya,” ujarnya.(yan/ Cr1)