SUBANG, Spirit
Salah satu pelaku bom Sarinah Jakarta, Sunakim alias Nakim alias Afif, membuat geger warga Subang. Afif merupakan warga kelahiran Kampung Krajan I RT 01/01 Desa Kalensari Kecamatan Compreng, Subang. “Nakim (sapaan akrab Sunakim,red) masih kerabat saya. Dia junior saya sewaktu di SMP dulu, seangkatan dengan adik saya,”ujar seorang tetangga sekaligus kerabat pelaku, Tamrin, kepada para wartawan, Sabtu (16/1). Sunakim, tambah Tamrin, merupakan sulung dari dua bersaudara, putra pasangan suami istri Jenab dan Muryati. Dia menempuh pendidikan di SDN Kalensari, SMPN 2 Compreng, dan STM Texmaco Subang.
“Saya dan warga di sini kaget, saat melihat wajah salah pelaku bom yang ditayangkan televisi, mirip dengan kerabat kami, Sunakim. Kami tak menyangka dia terlibat jaringan teroris. Warga di sini juga sampai heboh,” tambahnya.
Tamrin lebih kaget lagi, ketika Sabtu pagi sekitar pukul 05.00 WIB, keluarga Sunakim didatangi sejumlah petugas kepolisian dari Polsek Compreng dan Polres Subang. Saat itu, tambah Tamrin, seluruh keluarga Sunakim, terdiri dari kedua orangtua dan adiknya, Sulaeman, adik iparnya (istri Sulaeman) Reni, serta istri Sunakim, dibawa petugas kepolisian.
“Informasinya, mereka (keluarga Sunakim) dibawa ke polres untuk dimintai keterangan, dan kabarnya akan dibawa ke Jakarta untuk mengenali identitas Sunakim,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan Spirit Karawang, rumah bercat biru hijau milik orangtua Sunakim tampak kosong, sejak penghuninya ‘diangkut’ petugas kepolisian Sabtu pagi pukul 05.00 WIB.
Sehari-hari, ayah Sunakim berprofesi sebagai petani dan pedagang es. Sebagai kerabatnya, Tamrin mengaku jarang ketemu dengan Sunakim, karena jarang pulang. Sunakim juga dikenal sosok tertutup dan beristrikan perempuan yang selalu memakai cadar. Dari istrinya ini, Sunakim diketahui punya seorang anak berusia tujuh tahun.
“Tapi, orangnya tertutup, jarang pulang. Katanya bekerja sebagai karyawan pabrik ban di Karawang. Kalaupun pulang, cuma sebentar, sehingga saya juga jarang ketemu dia. Sebagai kerabat, kami sangat prihatin dan tak menyangka dia bisa terlibat jaringan teroris,” jelas Tamrin.
Keterangan perangkat desa
Kasi Ekonomi Pembangunan Desa Kalensari, Sukarta, membenarkan, Sunakim merupakan putra sulung pasangan suami istri Jenab dan Muryati, serta memiliki seorang adik bernama Sulaeman.
“Kami yakin pelaku bom itu Sunakim setelah lihat fotonya di televisi. Wajahnya memang sangat mirip dengan Sulaeman, adiknya,” ujarnya.
Meski tidak diketahui seputar pergaulannya karena sosoknya cenderung tertutup, namun selama menempuh pendidikan di kampungnya, Sunakim dikenal sebagai siswa berprestasi.
“Dia orangnya pintar. Di SD prestasinya bagus, selalu masuk ranking. Kami samasekali tak menyangka dia terkait dengan teroris,” ujar Sukarta.
Dia pun membenarkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Sunakim pernah ikut pelatihan teroris di Aceh pada 2008, kemudian dipenjara di Lapas Cipinang selama tujuh tahun, dan keluar Agustus 2015 lalu.
Sempat di Karawang
Keterangan lain menyebutkan, Afif alias Sunakim, salah seorang pelaku aksi terorisme di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat pada Kamis (14/1)), dilaporkan pernah tinggal di Kabupaten Karawang, sebelum ia pindah ke Aceh.
Kapolsek Klari, Karawang, Kompol A Mulyana, saat dihubungi di Karawang Jumat membenarkan bahwa Afif pernah memiliki Kartu Tanda Penduduk atau KTP beralamat di Desa Duren, Kecamatan Klari, Karawang
Ia juga mengakui bahwa aparat dari Polres Karawang bersama anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri mendatangi Desa Duren pada Kamis (14/1) malam atau setelah peristiwa serangan bom di kawasan Sarinah, Jakarta.
Sementara Kepala Desa Duren Abdul Halim mengatakan kalau Afif memang pernah tinggal di daerahnya. Tetapi sejak tahun 2010, Afif dan keluarganya menghilang dan kemungkinan pindah ke daerah lain.
Pindahnya Afif dan keluarga itu diketahui setelah Halim mendapatkan surat dari kepolisian Aceh. Dalam surat itu, disebutkan bahwa Afif ditangkap karena bergabung dalam pelatihan kelompok teroris di Aceh.
“Saat itu saya hendak mengantarkan surat itu ke rumah Afif, untuk disampaikan ke keluarganya. Tetapi ketika itu rumahnya sudah sepi,” kata dia.(eko/ant)