Ini Pengakuan Korban Penculikan Selama Disekap oleh Kakaknya Sendiri

KARAWANG, Spirit
Nur Rohmatullah (26) tidak menyangka bahwa dirinya bersama istri dan anaknya, Siska Wijayanti (24) dan Adinda Nur balita dan ke dua adiknya akan menjadi korban penculikan serta penyekapan oleh kakak iparnya sendiri bersama keenam pelaku orang suruhan kakak iparnya.
Nur Rohmatullah yang ditemui di kediamannya di Perum Pangulah Permai Blok A3 Nomor 3 Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kotabaru, Karawang, menuturkan kronologis kejadian penculikan yang menimpa keluarganya.
Dalam keterangannya, awal kejadian penculikan itu terjadi pada hari Kamis (17/8) sekitar pukul 22.00 WIB, yang menculik adik kandungnya Nur Saifullah (21) dikediaman ayahnya di Perum Griya Puspita Asri Desa Wancimekar Kecamatan Kotabaru, Karawang.
“Setelah membawa adik kandung saya, lalu komplotan pelaku ini menanyakan lokasi rumah saya. Setelah ditunjukkan rumah saya oleh adik saya, pelaku datang ke rumah sekitar jam 23.00 WIB,” ungkap Nur Rohmatulloh kepada Spirit Jawa Barat, Selasa (22/8).
Salah seorang pelaku yang mengaku seorang anggota kepolisian berpakaian preman, kata Rohmatullah, datang ke rumahnya dan memberitahu bahwa adiknya (Nur Saifulloh, red) kecelakaan. Sontak mendapat kabar tersebut, dirinya langsung mengikuti si pelaku yang diketahui berinisial HE yang mengaku seorang anggota polisi itu.

Siskwa Wijayanti (24) dan putrinya, Adinda, balita berusia 1.8tahun tengah bermain dikediamannya di Perum Pangulah Permai, Desa Pangulah Selatan, Kecamatan Kotabaru, Karawang pasca penculikan dan penyekapan yang dilakukan oleh kakak kandungnya DV alias KV.

“Saya ikuti dia, karena dia langsung lari, gak lama baru keluar dari gang rumah, saya langsung ditangkap oleh para pelaku yang bersembunyi dibelakang mobil yang terparkir. Dan tidak lama langsung membawa saya masuk ke dalam mobil Avanza bernomor polisi T-1811-TT sambil mengancam, menyekap, dan menganiaya saya hingga rahang saya patah. Tidak lama setelah itu mereka menyuruh saya untuk turut serta membawa istri dan anak saya, kebetulan adik istri saya bernama Dian Puspita (17) ada di rumah juga, jadi mereka bertiga langsung dimasukan ke dalam mobil yang berbeda,” terangnya.
Selama diperjalanan, lanjutnya, ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para pelaku. Bahkan, pelaku juga menodongkan senjata api (senpi) dan mengancam akan menembaknya apabila semua korban berteriak. Padahal menurutnya, ia sudah menduga otak pelaku penculikan tersebut dipastikan adalah kakak iparnya sendiri berinisial DV alias KV.
“Seluruh pelaku menggunakan penutup wajah menodongkan senpi dan memborgol kami semua terkecuali anak saya, mereka ada yang mengaku sebagai anggota Polri dan TNI, tapi saya sudah feeling ini pasti perbuatan kakak ipar saya dan orang suruhannya. Sebab, saya mengenali postur tubuh dan gaya bahasa kakak ipar saya ini. Benar saja, sewaktu di rest area Tol Cipali, kakak saya membuka penutup wajahnya dan menanyakan keberadaan adiknya yang bernama Indra (kakak istri korban, red),” jelasnya.
Dari pengakuan Nur Rohmatullah juga, otak pelaku penculikan yang merupakan kakak iparnya tersebut, memiliki sebuah permasalahan pribadi dengan Indra (adik pelaku, red).
“Permasalahan terkait bisnis yang pernah dikelola oleh kedua kakak ipar saya. DV alias KV, Indra dan istri saya ini masih kakak beradik, saudara kandung. DV mencari saya karena dia tahu kalau Indra memang dekat dengan saya dan suka main ke rumah saya juga,” ucapnya.

Mendapat Perlakuan Baik
Kendati dalam kasus penculikan dan penyekapan terhadap dirinya mendapatkan berbagai macam bogem mentah dari para pelaku, diakui Rohmatullah, para pelaku memberikan perlakuan baik terhadap istri, anak dan kedua adiknya tersebut.
“Awalnya saja saya mendapat perlakuan tidak menyenangkan, karna mungkin para pelaku ini biar saya memberi tahu keberadaan Indra ada dimana. Tapi, sewaktu sampai disalah hotel di Cirebon, kakak ipar saya yang menjadi dalang penculikan kami, memberikan perlakuan baik. Ya kaya membelikan kita pakaian, makanan, dan bahkan juga membelikan susu serta pampers untuk anak saya yang masih balita,” tuturnya.
Sempat berganti-ganti mobil, diakuinya juga, korban sempat dibawa ke daerah Majalengka, Jawa Barat dan Brebes Timur, Jawa Tengah.
“Selama dua hari dua malam disekap, dibawa puter-puter gak jelas saja sama mereka. Hingga akhirnya kita berhenti disebuah hotel di Jalan Siliwangi, Cirebon Kota untuk menginap. Selama di hotel penjagaannya sangat ketat, kami tidak boleh keluar kamar,” akunya.
Sabtu (19/08) sekitar pukul 09.00Wib, Syaifulloh adik kandung Nur Rohmatullah memberikan sebuah ponsel yang disembunyikan adiknya terhadap dirinya didalam kamar hotel di Kota Cirebon.
“Saya langsung telpon bapak saya dan menceritakan semuanya, saya minta bapak untuk melapor ke polisi di Polres Karawang dan menjemput kami di hotel Cirebon Kota,” ungkapnya.
Adiknya yang diminta olehnya untuk terus melakukan komunikasi dengan ayahnya tersebut, ia bersama istrinya terus mengulur waktu selama didalam hotel untuk mengalihkan perhatian para pelaku hingga ayahnya datang bersama aparat kepolisian untuk menggerebek tiga kamar hotel yang menjadi lokasi penyekapan keluarganya tersebut.
“Saya terus mengecoh mereka untuk tidak curiga dengan yang dilakukan oleh adik saya, sekitar pukul 13.00Wib, Sabtu (19/08), tiga kamar hotel yang dijadikan lokasi penyekapan kami di grebek oleh anggota kepolisian Polresta Cirebon bersama Denpom III Cirebon. Ya memang ada oknum anggota TNI nya, makanya digrebeknya dari Denpom III Cirebon,” jelasnya.
Akibatnya, keenam pelaku yang berhasil dibekuk dari tujuh pelaku penculikan dan penyekapan, langsung diamankan ke Mapolresta Cirebon Kota.
“Dua anggota TNI langsung dibawa ke Denpom III Cirebon, DV bersama orang suruhannya yang mengaku anggota polisi ternya bukan polisi beneran, ke tiganya berprofesi sebagai pengamen supir. Satu pelaku berinisial HE yang berhasil meloloskan diri,” ucapnya.
Polisi pun menangkap enam pelaku, masing-masing dengan inisial DV alias KV (28) sebagai otak pelaku penculikan dan penyekapan yang juga kakak ipar korban asal warga Jalan Talang Agung Nomor 200, Desa Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Malang, Jawa Timur, AS (30), warga Desa Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Krs (40), warga Desa Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Dd (26) dan Sbd (35), warga Desa Polean, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Malang, Jawa Timur serta Gyt alias Dian (24), warga Desa Sengguru, Malang, Jawa Timur. (not)

Nur Rohmatullah (26) korban penculikan dan penyekapan oleh kakak iparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *