CILAMAYA WETAN,Spirit – Pungutan uang yang dilakukan pihak sekolah terhadap para siswa kelas XII yang hendak lulus keluar sekolah diduga masih saja terjadi di Kecamatan Cilamaya Wetan, seperti yang dilakukan SMK IPTEK Cilamaya. Pihak sekolah setempat diduga mengeruk puluhan juta uang dengan dalih untuk biaya Bimbel dan piknik ratusan muridnya.
Menurut pemerhati pendidikan yang juga warga setempat, Nandang (40) pungutan tersebut dilakukan pihak sekolah kepada seluruh siswa kelas XII sebagai biaya Bimbel dan piknik. Padahal, kata dia, hal itu sudah dilarang pemerintah melalui Dinas Pendidikan karena membebani orang tua murid.
“Pungutan Rp 1 juta per siswa, tidak semua orang tua siswa mampu, yang ada adalah memaksakan. Uang segitu kan besar dan cukup buat biaya masuk sekolah,” katanya kepada Spirit Jawa Barat, Senin (30/5).
Meski demikian, ungkap nandang, tidak semua orang tua murid berani melakukan protes walaupun merasa terbebani. Mengingat, protes yang dilakukan bisa berdampak pada anaknya di sekolah sehingga membuat para orang tua takut dan akhirnya mengikuti kemauan pihak sekolah. “Saya yakin banyak orang tua yang tidak sependapat. Cuma mau gimana, orang tua takut bila tidak ikuti kemauan pihak sekolah imbasnya akan ke anaknya juga. Takut tidak lulus dan lain sebagainya,” cetusnya.
Masih kata nandang, tindakan yang dilakukan pihak sekolah itu sangat tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Bahkan menurutnya, bisa saja tergolong pemaksaan kehendak demi meraup keuntungan.
“Kami minta Dinas Pendidikan Karawang memberikan sanksi tegas, karena sudah berani melanggar aturan yang ada, agar kedepan tidak terulang kembali,” pungkasnya.
Sementara Ketua Yayasan SMK IPTEK Cilamaya, H. Imron saat dikonfirmasi awak media mengatakan dirinya belum mengetahui tentang adanya pungutan yang dilakukan pihak SMK IPTEK kepada siswa.
Diakuinya, segala bentuk kegiatan yang tidak didanai pemerintah memang tidak boleh dilakukan. Maka dari itu, dirinya berencana akan memanggil Kepala SMK IPTEK untuk dimintai keterangan terkait informasi tersebut.
“Saya tidak tahu. Nanti akan saya panggil kepala sekolahnya untuk klarifikasi. Kalau saya kan hanya ketua yayasan, jadi tidak tahu detail kegiatan yang dilakukan sekolah,” katanya saat ditemui dirumahnya.
Sampai berita ini diterbitkan, Kepala SMK IPTEK, Engkos tidak bisa ditemui. Bahkan, saat dihubungi telepon selulernya, tidak ada jawaban, sehingga belum mendapatkan informasi. (wan)