Warga Dawuan Geruduk Terminal Pertamina

CIKAMPEK, Spirit – Sekelompok pemuda Karang Taruna Desa Dawuan Barat mendatangi Terminal BBM yang berada di jalan Ahmad Yani Km 6 Desa Dawuan Barat, Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang, Selasa (23/5). Kedatanganya bermaksud menagih janji perusahaan minyak nasional itu , karena dianggap ingkar janji dalam penerimaan tenaga kerja.

Aksi massa terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, dan diperkirakan berjumlah sekitar empat puluh pemuda menggunakan sepeda motor.

Seorang satpam PT Pertamina, berinsial SR, kedatangan sekelompok pemuda tersebut berkaitan dengan permasalahan tuntutan tenaga kerja, yang tahun ini belum ada satupun dari warga sekitar di ajak untuk bekerja di tempat tersebut.

“Katanya setiap tahun pertamina memang mengajak warga sekitar untuk bekerja, mungkin kerena itu warga sini menuntut untuk segera adanya pengangkatan kerja,” ucapnya.

Pada ksempatan itu, kata dia,sekitar sepuluh orang perwakilan dari warga yang melakukan mediasi dengan pihak pertamina. Mediasi yang berjalan cukup alot itu, ternyata tidak mencpaai kesepakatan bagi kedua belah pihak.
“Katanya memang belum selesai, nanti akan ada pembahasan lagi terkait masalah ini,” ungkapnya.

Sayangnya aksi damai tersebut sempat diciderai oleh salah seorang warga yang melakukan aksi tak terpuji, saat salah seorang oknum pendemo menggeber knalpot motor bising saat hendak memasuki kawasan PT Pertamina.
Di lain tempat, kepala Desa Dawuan Barat, Yudiana menyatakan, sebelumnya sudah ada perjanjian antara pihak Desa dengan PT Pertamina. Hanya saja selepas pergantian pimpinan, di tubuh PT Pertamina Cikampek , perjanjian awal berubah sehingga bermasalah.
“Awalnya perjanjian itu lancar tidak ada masalah tetapi selepas katanya ada pergantian pemimpin di Terminal BBm ini, sejak awal tahun 2016 sudah mulai susah,” ujarnya.
Dikatakan dia, warga hanya membutuhkan kerjasama dari pihak pertamina terkait masalah lingkungan dan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan pada area sekitar perusahaan. Terkait meminimalisir tenaga kerja lokal, itu wewenang perusahaan.
“Masa untuk sopir mobil pertaminya saja dari orang Bandung alasanya katanya karena mobilnya juga dari Bandung. Tetapi kalau begitu akan boros karena mereka juga nantinya harus tinggal di sini, kenapa tidak memperdayakan tenaga kerja dari Desa sekitar saja biar kalau ada apa-apa lebih mudah,” ucapnya.
Sayangnya permasalahan ini saat ingin di konfirmasi kepada pihak pertamina, pihak tersebut tidak bisa di jumpai. (zuh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *