
KARAWANG, Spirit
Penjabat (Pj) Bupati Karawang, Deddi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua organisasi perangkat daerah (OPD) yakni Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) dan Dinas Cipta Karya (DCK). Kedatang Pj Bupati terhadap instansi pengembangan infrastruktur daerah itu dimaksudkan untuk memacu program infrastruktur unggulan agar tepat sasaran.
“Anggaran infrastruktur per tahun 500 miliar harus tepat sasaran dan sangat dirasakan oleh masyarakat. Pembangunan di Karawang harus dilakukan secara merata bagi seluruh wilayah,” ujar Deddi, didampingi Sekretaris Daerah Teddy Rusfendi Sutisna dan Asisten Daerah Bidang Pembangunan Hadis Herdiana, Senin (11/1).
Menurut Deddi, alokasi anggaran yang terbilang cukup besar tiap tahunnya harus berimplikasi bagi perkembangan dan kemajuan daerah, sehingga bisa memicu tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat secara lebih luas. Hal itu harus diimbangi juga dengan sikap dan perilaku kehidupan masyarakat dalam menjaga tingkat kebersihan lingkungan, agar dirasakan kehidupan yang tertib, nyaman, dan sehat.
“Infrastruktur ini menjadi prioritas pemerintah. Jadi, harus benar-benar mampu memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kebutuhan perbaikan jalan, jembatan, pengairan, dan lainnya perlu terus diupayakan sesuai dengan keinginan masyarakat Karawang,” imbuhnya.
Dalam kesempatan menerima sidak PJ Bupati Karawang, Kepala DBMP Acep Jamhuri menyampaikan program unggulan yang berhasil dikerjakannya. Dua program tersebut, menurutnya sangat berperan vital dalam mengurai kemacetan yang kerap kali terjadi di Karawang Kota.
“Tahun 2015, underpass Gonggo 2 sudah diresmikan dan dapat digunakan. Satu program unggulan lainnya pada tahun 2016, pelebaran Jembatan Citarum di pabrik es untuk membuka dua jalur baik dari arah kota menuju Tol Karawang Barat maupun sebaliknya yang sebentar lagi juga dapat digunakan,” ujarnya.
Ditambahkan Acep, rencananya DBMP akan membangun jalan alternatif dari Loji di Karawang Selatan menuju Kabupaten Purwakarta. Selain itu akan dilakukan juga pelebaran badan jalan dengan menggunakan skala pekerjaan oleh program TMMD. “Di lokasi tersebut kan ada potensi wisata yang disebut Grand Canyon Karawang, sehingga kalau segera dibenahi akan mampu meningkatkan PAD Karawang,” tambah pejabat yang pernah menjabat Kasatpol PP ini.
Ia pun mengaku telah menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) Jembatan Walahar. Pembangunan jembatan yang direncanakan bersebelahan dengan jembatan lama tersebut sudah sangat mendesak. Pasalnya merupakan akses alternatif menuju venue Dayung Internasional di Cipule. “Untuk bidang pengairan, sesuai arahan Pak Sekda, Pemkab Karawang akan membeli lahan untuk mata air, untuk mengatasi kekeringan atau kesulitan air di waktu kemarau,” ujarnya.
Pengolahan sampah
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Dedi Ahdiat, menjelaskan, program pengolahan sampah. Ia mengaku saat ini tengah melakukan studi banding atau kajian terhadap segala teknologi baru yang ada. Mengingat, tumpukan sampah di TPA Jalupang saat ini sudah mencapai 16 meter.
“Perusahaan-perusahaan masing masing telah sepakat dan sanggup membayar sampah 200 juta per bulan. Dana itu, akan kami pergunakan untuk pembuatan TPA dengan tembok menggunakan bata ringan,” ujarnya.
Ditambahkan Dedi, dalam pengadaan program air bersih pihak instansinya saat ini sudah melakukan penelitian ionisasi. Program itu dilakukan untuk mengurai rasa air sehingga menjadi semacam air mineral yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Dedi pun memaparkan program bedah rumah yang dikenal dengan program rumah tidak layak huni (rutilahu). Selama lima tahun ke depan direncanakan sebanyak 60 ribu rutilahu akan direhab dan dipugar menjadi layak huni. “Targetnya tiap tahun rata-rata 12 ribu rutilahu harus dapat dikerjakan. Untuk sumber dananya, selain dari APBD akan kami upayakan permohonan bantuan dana ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dan termasuk juga ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujarnya. (rls/top)