Oleh: Reikhan Seno A
PENDIDIKAN jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga (Dalam & Akuatik, 2017).
Beberapa manfaat olahraga dalam pendidikan yang dapat menyehatkan mental peserta didik atau atlet yaitu 1) olahraga dapat mengurangi stress dan meningkatkan perasaan bahagia, 2) olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak, dan 3) olahraga dapat meningkatkan kepercayaan diri. Untuk itu kegiatan olahraga dapat ditempuh dengan berbagai bentuk permainan melalui belajar gerak. Salah satu olahraga untuk kesehatan adalah olahraga renang.
Renang adalah cabang olahraga yang populer di kalangan kelompok usia manapun. Tidak hanya sebagai media olahraga, tetapi juga sebagai media bergaul dan bersantai. Olahraga renang adalah aktivitas air dengan banyak macam gaya yang sudah dikenalkan sejak lama dan banyak memberi manfaat kepada manusia (Yudha Prawira et al., 2021).
Olahraga renang memiliki banyak manfaat seperti menambah tinggi badan, melatih pernafasan dan meningkatkan ketahanan tubuh karena olahraga renang menggerakan seluruh otot tubuh dengan ritme yang telah ditentutakan. Dalam melakukan gerakan renang seperti gaya bebas, gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu-kupu hampir seluruh komponen tubuh bergerak (Tunas et al., 2017).
Ada beberapa prinsip renang yang harus diketahui oleh para pelatih maupun atlet, yaitu: hambatan dan dorongan, prinsip hukum aksi-reaksi, prinsip pemindahan momentum, prinsip teori hukum kuadrat, prinsip daya apung. Di mana prinsip-pinsip ini merupakan faktor pendukung dari kesuksesan dan kecepatan renang itu sendiri (Can et al., 2021).
Salah satu gaya dalam olahraga renang adalah gaya dada. Ada pendapat bahwa gaya dada ini merupakan gaya yang pertama direnangkan dalam pertandingan olahraga renang, baru kemudian menyusul gaya bebas, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Renang gaya dada adalah gaya yang pertama-tama dipelajari oleh kebanyakan orang pada waktu mereka mulai belajar berenang dan digolongkan pada gaya yang paling efektif untuk jarak jauh. Gerakan gaya dada ini menyerupai katak yang sedang berenang, sehingga gaya ini sering juga disebut dengan gaya katak.
Renang gaya dada dilakukan dengan kedua tangan harus didorong ke depan bersama-sama dan simetris. Badan harus betul-betul datar dan kedua bahu dalam bidang horizontal. Kedua kaki harus ditarik bersama-sama dan simetris kedua lutut menekuk dan terbuka. Gerakan harus dilanjutkan dengan dorongan kaki memutar dan ke arah luar membawa kedua kaki bersatu. Kemudahan mempelajari gaya dada dibandingkan dengan gaya renang lainnya adalah dari posisi tubuh dan cara pengambilan nafas yang mempermudah gerak reflek bagi seorang pemula.
Teknik renang gaya dada terdiri atas beberapa indikator gerak yang merupakan dasar dari gerakan teknik renang gaya dada. Adapun indikator tersebut adalah posisi tubuh, gerakan kaki, gerakan lengan, pernafasan dan koordinasi gerak. posisi tubuh pada renang gaya dada adalah mengapung merentang lurus (horizontal) dengan posisi tubuh sejajar dengan dengan air. Saat kedua lengan lurus di depan sebagian besar dari kepala berada di bawah permkaan air, posisi bahu dan pinggul sedikit berada di atas permukaan air (sikap tubuh hampir datar atau streamline.
Untuk gerakan lengan di mana kedua tangan berada lurus ke depan, kemudian lakukan gerakan tarikan telapak tangan membentuk lingkaran, setelah itu bahu yang tinggi melakukan sikap telapak tangan menghadap ke atas. Gerakan kaki teknik renang gaya dada terdiri atas beberapa fase atau tahapan gerakan yang dilakukan secara berurutan. Dengan melakukan setiap fase gerakan tersebut secara baik dan benar maka gerakan dari tungkai dapat menghasilkan gaya yang dapat mendorong tubuh untuk meluncur. Terkait dengan gerakan kaki teknik renang gaya dada yang baik dan benar maka terdapat beberapa pendapat yang dapat dipahami.
Adapun manfaaat dari olahraga renang ada banyak, selain untuk kesehatan, baik juga untuk meninggikan badan, berikut adalah beberapa manfaat renang (Ibrahim & Pribadi, 2022):
1) Melatih Pernapasan, bagi anda yang memang punya penyakit asma sangat dianjurkanuntuk berolahraga renang, karena system cardiovascular dan pernafasan dapat menjadikuat, pernapasan kita menjadi lebih sehat dan menjadi lebih panjang.
2) Menghilangkan stress, secara psikologis olahraga berenang juga dapat membuat hati tenang dan pikiran lebih santai, karena pada saat berenang kita pasti banyak melakukan gerakan, hal ini yang dapat meningkatkan hormone endorphin dalam otak yang dapat membuat hati tenang, santai, dll.
3) Membakar Kalori, pada saat berenang, kita akan banyak mengeluarkan banyak gerakan, secara otomatis energi yang dibutuhkan pun menjadi sangat tinggi, sehingga dapat membakar kalori.
4) Membentuk otot, olahraga berenang juga dapat membentuk otot karna pada saat kita berenang tentu kita melawan arus air yang ada, hal ini dapat meningkatkan serta membentuk otot. (*)
BIBLIOGRAPHY
Can, F. S., Irawadi, H., Argantos, A., & Mardela, R. (2021). Analisis Keterampilan Teknik Renang Gaya Dada. Jurnal Patriot, 3(4), 351–362. https://doi.org/10.24036/patriot.v3i4.747
Dalam, B., & Akuatik, P. (2017). Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 2 Nomor 2. SePTEMBER 2017. 2(SePTEMBER), 43–52.
Ibrahim, H., & Pribadi, M. R. (2022). Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kemampuan Renang Gaya Dada 50 Meter MahasiswaAngkatan 2017Program Studi Pendidikan Olahraga STKIPKie RahaTernate. Jurnal IPTEK Olahraga Dan Rekreasi, 1(1), 29–39.
Tunas, U., Surakarta, P., Karakter, P., Anak, P., Dasar, S., Era, D. I., & Dini, D. (2017). Seminar Nasional Dies Natalis Ke-41. 5, 85–92.
Yudha Prawira, A., Prabowo, E., & Febrianto, F. (2021). Model Pembelajaran Olahraga Renang Anak Usia Dini: Literature Review. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(2), 300–308. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i2.995