Waspada, Korban Asusila Bisa Berubah Jadi Pelaku

Ketua Komnas PA, Arist Merdelka Sirait, dan Dr Imaculata Umiyati, berbincang bersama pelaku cabul, OMA di Mapolres Karawang, Senin (13/3/2017).

 

KARAWANG, Spirit
Hasil tatap muka antara pelaku cabul massal, OMA, dengan tim dari Komnas Perlindungan Anak ternyata dampak psikologis terhadap anak yang menjadi korban kekerasan seksual sangat mencengangkan. Terungkap, trauma berkepanjangan akibat tindakan bejat pelaku sangat memberi dampak buruk bagi para korban, dan memungkinkan menjadikan korban berubah menjadi pelaku di kemudian hari.

“Anak-anak korban harus benar-benar diberikan trauma healing agar kelak tidak berdampak buruk secara psikologis. Kemarin kami sudah berikan saat di Polres Karawang,” kata Dr Immaculata Umiyati, S.Pd, M.Si, ahli psikologis anak, di Mapolres Karawang, Senin (13/3) lalu.

Trauma healing, atau penyembuhan secara psikologis terhadap dampak buruk pengalaman tindak kekerasan para korban harus intens diberikan. Tak hanya peran sekolah, orangtua, bahkan lingkungan tempatnya bergaul harus benar-benar mendukung.

“Sekarang mereka (korban) mungkin menangis kalau ingat perbuatan pelaku. Tapi jika mereka dewasa nanti, khawatir jika teringat lagi, istri mereka, teman, bahkan dirinya sendiri akan disakiti.Malah, banyak juga yang tadinya korban kekerasan seksual, beruubah menjadi pelaku dan perilakunya cenderung lebih kreatif.

“Itu terjadi pada klien saya, anak SMP korban kekerasan seksual, karena dia ingat, jadi tak percaya diri, terpukul , akhirnya menyayat tangannya sendiri dengan benda tajam. Kalaupun ada yang korban menjadi pelaku dikemudian hari, modusnya lebih dahsyat daripada apa yang dilakukan pelaku terhadap dirinya dahulu,” ungkapnya.

Saat ini, para orang tua seharusnya tidak lagi mementingkan sisi akademis anak terlebih dahulu. Namun,upaya yang harus dilakukan adalah mengembalikan dunia anak-anak meraka sebagaimana mestinya. Sebab, jika tidak maka trauma kekerasan seksual akan dirasakan anak-anak sepanjang hidupnya.

“Dasarnya anak-anak suka bermain, arahkan kesana karena seratus persen harus dikembalikan mereka ke dunianya,” katanya.

Ima pun, mengatakan, trauma healing yang diberikan oleh siapapun dampaknya hanya sementara. Sebab, kelak ketika anak-anak menginjak dewasa,maka masa lalunya akan kembali terungkap dengan sendirinya seiring pengalaman hidupnya.

“Solusinya, ya itu peran orangtua dan lingkungan harus benar-benar mengiring mereka ke arah positif,”imbuhnya.(dit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *