BEKASI, Spirit – Kasus vaksin palsu menjadi polemik masyarakat. Pasalnya, selain menghebohkan dunia kesehatan, juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ibu yang pernah melakukan vaksin untuk anaknya. Ketakutan akan dampak yang ditimbulkan dari vaksin palsu yang masuk tubuh anak balita diyakini berpengaruh hingga tahun-tahun mendatang.
Sebuah rumah mewah di komplek Kemang Pratama Regency Kota Bekasi menjadi saksi bisu kejahatan kemanusiaan tersebut. Rumah mewah Blok M-29 yang dihuni oleh Rita Agustina dengan Hidayat Taufiqurahman, menjadi saksi bisu peran suami-istri saat dilakukan penggerebekan.
Informasi yang diperoleh Spirit Jawa Barat ternyata Rita Agustina sang pelaku vaksin palsu diketahui adalah seorang perawat salah seorang dokter anak sebuah Rumah Sakit, sedangkan suaminya bekerja terakhir di Yamaha. Keduanya tinggal di Jl Kemala 2 RT 09 RW 35 tersebut bersama kedua anaknya.
Terkait dengan status Rita Agustina sebagai perawat dokter anak, berhasil sedikit terkuak. Hal itu dibenarkan pihak RS swasta yang berhasil ditemui Spirit Jawa Barat. “Benar, bahwa Rita Agustina asisten salah seorang dokter anak di RS kami. Namun kami menolak jika dikaitkan dengan manajemen RS karena itu sudah ranah eksternal,” ujar petugas yang mengaku bernama Lia, Minggu (26/6).
Lia berdalih hari libur, sehingga mengarahkan menemui pihak manajemen. “Sementara ini Minggu jadi manajemen tidak ada di ruangan namun kalau hari kerja mereka stand-by,” tambah Lia.
Sementara dari lokasi rumah tersangka Rita masih terus didatangi media. Salah seorang tetangga, Bunda Ginting yang menghuni tepat depan rumah tersangka mengatakan selama ini kehidupan Rita dan suaminya wajar saja. “Terus terang sangat kaget dengan penggerebekan rumah tetangga kami yang jadi tersangka pembuatan vaksin palsu. Rita memang kurang terbuka dengan tetangga sekitar karena terkesan sibuk dan tertutup,” ucap Bunda Ginting.
iayang baru mendapatkan timangan cucu merasa sangat khawatir kasus vaksin palsu. “Meskipun saya lakukan vaksin itu di RS Swasta namun saya geram dengan kejadian yang di luar kemanusiaan. Itu kejahatan melampaui batas-batas kemanusiaan karena ada usaha membunuh anak-anak bangsa secara perlahan-lahan yang dilakukan oleh pelaku Rita Agustina dengan Hidayat Taufiqurahman,” tuturnya.
Bahkan secara terang-terangan mereka akan menolak kehadiran tersangka Rita dan keluarganya jika mereka bebas dari penjara. “Dia sudah tidak pantas lagi menjadi warga di Kemang Pratama Regency. Pokoknya Kami akan tolak kedatangan mereka meskipun mereka sudah menjalani hukuman,” tegas Bunda Ginting.
Sementara petugas sekuriti, Eko Supriyanto menyebutkan ada sebanyak 36 dus dengan isi 800 botol vaksin dirampas Bareskrim. “Saat polisi datang, menunjukkan surat penangkapan Rita dan kami ikut ke dalam rumah. Memang awalnya membantah tetapi setelah diketemukan banyaknya vaksin yang ada di lantai dua kemudian di ruang kamar anaknya juga di kulkas disimpan vaksin palsu tersebut,” terang Eko di lokasi.
Selain vaksin ditemukan juga alat pengepak kemasan serta beberapa botol air infus yang ikut dijadikan barang bukti pihak kepolisian.
Kondisi rumah mewah M-29 Kemang Pratama kini sepi karena penghuni telah digiring ke Mabes Polri untuk menjalani pemeriksaan. Bahkan mobil mewah Pajero Sport pun ikut ditahan karena ditengarai dijadikan kendaraan dalam distribusi vaksin palsu. (kos)